HALAMAN
PERSETUJUAN
PENGARUH
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN NABIRE
Oleh:
BENYAMIN
KOTOUKI
NPM:
3435 07 084
Telah di periksa dan di
setujui pada tanggal Bulan Tahun 2011
Menyetujui
Ketua Jurusan
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Ayub
Tanudy, SE.M.Si
HALAMAN
PENGESAHAN
Telah diperiksa didepan Tim
Penguji Proposal pada Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura pada:
Hari
Tanggal
Tempat
|
:
:
:
|
Juni
2011
Aula STIE
Port Numbay
|
Tim
Penguji
1. Ayub Tanudy, SE. M. Si
Ketua
2. Yuniar Sri Hartati, SE. M.Si
Anggota
3. Drs. Melmambessy Moses, MM
Anggota
4. Victor Pasalbessy, SE. ME
Anggota
5. Anita Latuheru, SE. M.Si
Anggota
|
|
(………………………………..)
(………………………………..)
(………………………………..)
(………………………………..)
(………………………………..)
|
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas kasih karunia
serta bimbingan- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan Judul PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN NABIRE.
Penulisan
Skripsi ini sebagai salah satu syarat akademik memperoleh Gelar Sarjana. Untuk
itu kepada semua pihak yang telah membantu penulis memberikan bantuan baik
moril maupun material, semoga kebaikan pengorbanan dan kontribusi pemikiran
yang di berikan mendapatkan pahala yang tidak ngengat dari Tuhan kita Yesus
Kristus. Oleh karena itu sebagai ungkapan isi hati maka patutlah penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Bapak
Drs. Melmambessy Moses, MM selaku Ketua STIE Port Numbay Jayapura, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang
telah dengan iklas memberi petunjuk, saran dan meluangkan waktu untuk
membimbing penulis.
2.
Ibu
Yuniar Sri Hartati, SE. M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan studi.
3.
Bapak Ayub Tanudy, SE. M.Si selaku Ketua
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.
4.
Bapak-
bapak dan Ibu- ibu Dosen STIE Port Numbay yang telah membekali penulis dengan
berbagai pengetahuan yang sangat bermanfaat selama mengikuti pendidikan di
bangku kuliah.
5.
Bapak
selaku Kepala Badan Pusat Statistik di Kabupaten Nabire yang telah memberi ijin
kepada penulis untuk melakukan penelitian pada Intansi yang di pimpinnya.
6.
Bapakku
Almarhum Dominggus Kotouki dan Mamaku Anike Adii selaku sebagai Orang tua serta
saudara- saudariku sekandung Kak Herry Kotouki, S. Sos dan adik Jhon Merry
Kotouki yang telah di bina dan di sponsori melalui doa dan material sampai
penulis menjadi manusia yang berguna di pemerintahan, masyarakat dan gereja
pada masa yang mendatang.
7.
Seluruh
Keluarga Bapak Stefanus Giay selaku sebagai orang tua wali sewaktu penulis di
bangku pendidikan Kota Jayapura serta Kel Periko Kotouki, Kel Yames Kotouki,
Kel Senior Tekege, Kel Urbanus Mote, Kel Alim Kotouki, Kel Marten Kotouki, Kel
Simson Kotouki, Bapak Frans Douw, Kel Sadrak Kotouki, Kel Alfon Kotouki, Aba
Agustina Kotouki, Tete Daud Kotouki, Nenek Yomima Pakage, Kel Yermias Kotouki,
Kel Benyamin Pakage, Kel Yan Gobay, Kel Petrus Adii, Kel Ice Yeimo, Yohana
Yeimo, Yusak Yeimo, Kel Om Marinus, Om Musa Pakage yang mensponsi baik material
dan spiritual.
8.
Semua
Badan Fungsional Gereja Kingmi Jemaat Edoutou (Penantian) Argapura Gembala
Sidang, BPJ, Komisi Sekolah Minggu, Komisi Pemuda dan Komisi Pemberdayaan
Perempuan serta Ikatan Bomou yang senantiasa mendoakan.
9.
Rekan-
rekan seangkatan 2007 bersama- sama penulis baik susah maupun senang selama
mengikuti pendidikan di bangku kuliah.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak
pada prinsipnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya
dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skiripsi yang sangat
sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Tuhan memberkati kami semua
(God Bles we all)
Jayapura, Juni 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
|
………………………………………………………………………
|
i
|
|||||||||
HALAMAN PERSETUJUAN
|
………………………………………………………
|
ii
|
|||||||||
DAFTAR ISI
|
………………………………………………………………………............
|
iii
|
|||||||||
BAB I PENDAHULUAN
|
………………………………………………………………
|
iv
|
|||||||||
|
A.
|
Judul
|
………………………………………………………………
|
1
|
|||||||
|
B.
|
Latar
Belakang
|
………………………………………………………
|
1
|
|||||||
|
C.
|
Perumusan
Masalah
|
………………………………………………………
|
3
|
|||||||
|
D.
|
Pembatasan
Masalah
|
……………………………………………………….
|
3
|
|||||||
|
E.
|
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
|
………………………………………………
|
3
|
|||||||
|
F.
|
Kerangka
Pemikiran
|
………………………………………………………
|
4
|
|||||||
|
G.
|
Metode
Penelitian
|
………………………………………………………….
|
5
|
|||||||
H.
Sistematika
Penulisan
|
………………………………………………
|
8
|
|||||||||
BAB II DAFTAR PUSTAKA
|
……………………………………………………..
|
9
|
|||||||||
BAB
I
A. LATAR
BELAKANG
Pada masa kini Negara
Indonesia menghadapi kependudukan yang sangat mendesak, pada periode tahun 1992
diperkirakan telah mencapai 186 juta dengan kepadatan yang tidak merata, telah
diketahui bahwa sejak dahulu dipulau jawa merupakan pemukiman yang terpadat diantara
pulau-pulau lainnya di Indonesia.
Ilmu kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah, penyebaran
dan komposisi kependudukan. Studi kependudukan mempelajari secara sistematis
perkembangan, pandangan-pandangan dan masalah-masalah penduduk dalam kaitannya
dengan situasi sosial disekitarnya.
Dalam kependudukan atau “demografi” terdapat tiga
komponen penting yang perlu diperhatikan yahni kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), perpindahan penduduk (migrasi) dan dua faktor penduduk penunjang
yahni moblitas sosial dan tingkat perkawinan.
Ketiga komponen
pokok dan dua faktor penunjang tersebut dipergunakan sebagai perubah (variabel)
yang dapat menerangkan hak ikwal tentang jumlah dan distribusi penduduk pada
tempat tertentu, tentang hubungan antara perkembangan penduduk dengan berbagai
variable (perubah) sosial dan tentang perencanaan pertumbuhan penduduk di masa
depan dan berbagai-bagai akibatnya.
Berbagai macam informasi tentang kependudukan sangat
membantu di dalam penyusunan perencanaan, baik untuk pendidikan, kesejahteraan
pertanian, pembuatan jalan-jalan dan bidang-bidang lainnya. Bagi sektor swasta
informasi tentang kependudukan juga tak kalah pentingnya.
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah
penduduk Kabupaten Nabire sementara adalah 130.314 orang, yang terdiri dari
42.018 orang laki-laki dan 60.769 perempuan. Penyebaran penduduk Kabupaten
Nabire dari hasil SP 2010 sebagian besar bertumpu di Distrik Nabire yakni 57,19
persen, sedangkan Distrik- distrik yang lainnya di bawah sembilan persen.Distrik
Nabire, Nabire Barat, dan Teluk Kimi adalah tiga distrik dengan urutan teratas
yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah 74.177
orang, 10.710 orang, dan 9.273 orang. Teluk Umar merupakan Distrik dengan
jumlah penduduk paling sedikit yakni 883 orang. Dengan luas wilayah Kabupaten
Nabire sekitar 6861,65 kilo meter persegi yang didiami oleh
130.314 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Nabire
adalah 18,99 orang per kilo meter persegi. Distrik yang paling tinggi kepadatan
penduduknya adalah Distrik Nabire yakni sebanyak 118 orang per kilo meter
persegi, sedangkan yang paling rendah adalah Distrik Teluk Umar
yakni sebanyak satu orang per kilo meter persegi.
Masalah kependudukan sendiri merupakan masalah lingkungan
hidup yang dapat menjadi sumber timbulnya berbagai persoalan lingkungan hidup
baik fisik maupun sosial, masalah kependudukan bukan merupakan masalah yang
baru karena dalam perkembangan sejarah sejak dahulu sudah banyak dilakukan
berbagai tidak percobaan untuk menghitung jumlah penduduk. Pertumbuhan ekonomi
tergantung pada sumber daya alam, sumber daya manusia, capital dan teknologi.
Pertumbuhan yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami
dunia mengajak dua abat belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah
mengalami perubahan yang sangat apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sampai abad ke-18 kebanyakan masyarakat diberbagai Negara masih hidup dalam
tahap subsistensi mata pencaharian utamanya adalah dan melakukan kegiatan di
sektor pertanian perikanan dan berburu.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia
yang berlaku semenjak lebih dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting
yang sangat menggalakkan yaitu kemakmuran dan taraf hidup masyarakat makin
meningkat dan dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang
terus bertambah jumlahnya.
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Nabire secara makro
yang tercermin dalam pertumbuhan PDRB tahun 2000 ditargetkan suatu persen
karena masih ada dalam kondisi krisis ekonomi yang dimana rentetan krisis tahun
1999 dengan pertumbuhan ekonomi minus 2, 85 persen. Namun realisasi pertumbuhan
ekonomi tahun 2000 mencapai 4 persen. Selanjutnya tahun 2001 karena kondisi
perekonomian masih belum stabil baik secara regional maupun nasional akan
tetapi di Kabupaten Nabire terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6 persen
karena didukung oleh potensi sumber daya alam dan secara geografis Kabupaten
Nabire letaknya cukup strategis. Pada tahun 2002 laju pertumbuhan ekonomi diluar
sub sektor ditargetkan sebesar 4,5 persen, namun realisasi mencapai 7,84
persen. Untuk tahun 2003 laju pertumbuhan ekonomi diluar sub sektor
pertambangan ditargetkan sebesar 5,5 persen, realisasi mencapai sebesar 6,35
persen. Pada tahun 2004 laju pertumbuhan ekonomi diluar sub sektor pertambangan
ditargetkan sebesar 5 persen, namun realisasi sampai dengan triwulan IV tahun
2004 adalah terjadi kontraksi/ pertumbuhan minus (-2,31 persen) akibat terjadi
bencana alam gempa bumi dua kali dalam setahun yaitu tanggal 6 Pebruari dan 26
November 2004, yang mengakibatkan rusaknya infrastruktur sosial ekonomi di
Kabupaten Nabire.
Kondisi ekonomi yang mengalami kontraksi yang lebih telah
diakibatkan adanya inflasi yang cukup tinggi karena infrastruktur ekonomi vital
yang rusak yaitu pelabuhan laut Samabusa, sehingga tidak dapat mendukung
kegiatan bongkar muat barang, bahan kebutuhan pokok masyarakat dan bahan
bangunan serta naik turunnya penumpang yang mengakibatkan kenaikan sebesar
lebih kurang 63,34 persen.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nabire cenderung meningkat,
dari tahun ke tahun 2006-2010 pertumbuhan ekonomi rata-rata 0,36 persen
pertahun. Pertumbuhan ekonomi tanpa migas pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi
tanpa migas rata mencapai mencapai 0,39. sementara pertumbuhan ekonomi rata-rata
mencapai 11,88 persen. Pola pertumbuhan ini. Pola pertumbuhan ini
memperlihatkan bahwa sektor non migas menjadi penggerak utama bagi perekonomian
Kabupaten Nabire.
Seluruh sektor ekonomi menunjukan pertumbuhan positif
terutama sektor primer dan tertier yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
perekonomian Kabupaten Nabire. Pertumbuhan ekonomi sektor primer terutama didorong
oleh sektor pertanian. Sedangkan sektor tersier (perdagangan, komunikasi dan
jasa-jasa) juga mengalami pertumbuhan positif sebagai akibat menguatnya
pertumbuhan positif sebagai akibat menguatnya permintaan konsumsi. Sementara, pertumbuhan sektor sekunder cenderung lambat,
terutama disektor listrik gas dan air bersih.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini
mengambil judul: “Pengaruh Laju Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada
Kabupaten Nabire”.
B. PERUMUSAN
MASALAH
1.
Berapa
besar laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nabire?
2.
Berapa
besar pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nabire?
3.
Bagaimana
pengaruh laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Nabire?
C. PEMBATASAN
MASALAH
Bertolak dari masalah yang
di ungkapkan bahwa untuk memberikan kemudahan untuk menyusun tulisan ini diperlukan
suatu masalah tersebut diambil sebagai arah dari paparan ini agar tidak
melenceng dari tujuan penelitian dibatasi untuk periode 2006-2010.
D. TUJUAN
DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan yang di capai dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1.
Tujuan
Penelitian
a.
Untuk
mengetahui besarnya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nabire.
b.
Untuk
mengetahui besarnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nabire.
c.
Untuk
mengetahui pengaruh laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Nabire.
2.
Manfaat
Penelitian
a.
Untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang di peroleh pada bangku perkuliahan dan dapat
di terapkan dalam suatu lapangan.
b.
Sebagai
bahan acuan bagi penelitian sejenis laju pertumbuhan penduduk terhadap
pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
c.
Sebagai
bahan kajian Akademisi atau teoritis bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
E. KERANGKA
PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran adalah untuk mengetahui perkembangan
pengaruh laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Nabire.
Dengan adanya angka
kelahiran penduduk di Kabupaten Nabire yang besar, sehingga tanah-tanah
pertanian menjadi bangunan. Dengan demikian, menekan pertumbuhan penduduk dan
menekan kepadatan penduduk agar masalah kependudukan dapat diatasi.
Pemerintah Kabupaten Nabire harus
memberikan kemudahan bagi para pengusaha-pengusaha lokal dan investor untuk mengembangkan usahanya maka
akan ada pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
Berdasarkan
dengan perumusan masalah diatas bahwa laju pertumbuhan penduduk terhadap
pertumbuhan ekonomi, ada berlangsung dari seluruh kegiatan penelitian mulai
dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penjelasan merupakan langka suatu
alur pikiran untuk menuju tunggal yahni memberikan jawaban atas pertanyaan yang
di ajuhkan dalam perumusan masalah tersebut diatas.
Ekonomi
menjadi landasan teori kerangka pemikiran dalam penulisan tugas akhir.
Penyelesaian studi akhir ini adalah “Pengaruh Laju Pertumbuhan Penduduk Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten Nabire”
Untuk
lebih jelasnya kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dapat digambarkan
sebagai berikut:
Laju Pertumbuhan Penduduk
|
Pertumbuhan Ekonomi
|
Pengaruh
|
Rekomendasi
|
Analisis
|
Pemerintah
Kabupaten Nabire
|
Sumber:
Kreasi Penulis, 2011
F. METODE
PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan
adalah cara menguraikan dengan menggunakan jenis data kualitas dengan kualitas
dengan selanjutnya pelaksanaan metode menguraikan tidak terdapat hanya sampai
pengumpulan dan penyusunan data, meliputih analisa tafsiran tentang arti data:
1.
Definisi
Operasional
Dalam
bagian ini penulis hendak memberikan komponen yang berkaitan erat dengan pokok
kajian pemecahan masalah, maka penulis menggambarkan agar menghindari kesalah-pahaman
atas aspek yang diteliti agar mudah dimengerti. Adapun konsep-konsep pokok
masalah yang akan di teliti yaitu:
a.
Laju
pertumbuhan penduduk adalah tingkat keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan
yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.
b.
Laju
pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan sumber-sumber ekonomi yang tergantung
pada modal, sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi.
2.
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian
mengambil lokasi penelitian pada Kabupaten Nabire dalam hal ini difokuskan pada
BPS (Badan Pusat Statistik).
3.
Jenis
dan Sumber Data
Metode
pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah:
Data sekunder adalah data yang dihimpun secara langsung di lapangan dan diolah
berdasarkan hasil dari komposisi penduduk yang di adakan penelitian dan disampaikan
melalui buku referensi, surat kabar dan buku panduan lainnya serta warnet yang
dapat membutuhkan penelitian dalam penulisan karya ilmiah.
4.
Teknik
dan Pengumpulan Data
a.
Wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya
jawab diantara penulis dan Pimpinan serta staf pegawai BPS..
b.
Studi
kepustakaan adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan teori
yang berkaitan dengan karya ilmiah.
5.
Teknik
Analisa Data
Teknik
analisa data adalah pengelompokan membuat suatu urutan manipulasi serta
meningkatkan data sehingga mudah untuk di baca. Di dalam menganalisis data ini
penulis menggunakan analisa kuantitatif dan kualitatif yahni:
a.
Analisa
kualitatif yaitu: suatu metode yang dapat menganalisis terhadap factor-faktor
yang tidak dapat dijelaskan secara kuantitatif atau merupakan analisa
penyebaran atau penjelasan-penjelasan.
b.
Analisa
kuantitatif yaitu analisa yang menggunakan angka-angka yang nantinya menjadikan
sebagai angka perhitungan menurut komposisi penduduk. Untuk membuktikan
pernyataan hipotesis atau menerangkan pengolahan data dengan menggunakan alat
matematika (statistik).
1. Laju
pertumbuhan ekonomi
(PDRBt
– PDRBt -
1)
PDRBt - 1
Gt = Pertumbuhan ekonomi periode
t (Triwulan/ Tahunan
PDRBt =
Produk domestik bruto ril periode
berdasarkan hasil konstan
PDRBt-1 = Satu periode sebelumnya.
Sumber:
(Teori Ekonomi Mako; Suatu Pengantar Prathama Rahardja dan Mandala Manurung,
2008)
2. Laju
Pertumbuhan penduduk
Pt = Po. (1+ r) n
Pt = Jumlah Penduduk pada periode setelah periode
dasar
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
r = Angka pertumbuhan penduduk
Sumber:
(Indonesia Economic Outlook Sudarto, 2011,)
3. Pengaruh
regresi linear sederhana
Y = a + b. X
Y = Laju pertumbuhan ekonomi
X = Pertumbuhan penduduk
a =
Intercept (Menangkap)
b =
Koefisien Regresi
a =
Y -
B X
sumber:
( Dasar- dasar Matematika Ekonomi, Alpa C. Chiang dan Kevin Waiwright).
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. TEORI-TEORI
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Daryanto dalam bukunya
Kependudukan, (1996:4-5) kebutuhan pangan makin sukar dikumpulkan, penemuan
alat-alat perkakas yang sebelumnya mereka kenal, membantu mempermudah
mengumpulkan bahan makanan lebih banyak sehingga terjadi pertumbuhan penduduk
lebih cepat, tetapi akhirnya lingkungan juga berkuras lagi sehingga menekan
pertumbuhan penduduk, sebagian penduduk terpaksa berpindah-pindah ketempat lain
untuk mencari lingkungan yang lebih baik dan mencukupi kebutuhan hidup mereka serta
ternak yang dibawa, selama itu manusia masih menguntungkan lingkungan hidupnya.
Penduduk yang bertambah
perlu tambahan penyediaan makanan, pakaian, rumah dan lain-lain sehingga perlu
pengelolahan sumber alam, dengan adanya pertambahan jumlah penduduk maka gaya hidup
yang meningkat menimbulkan tekanan kepada sumber alam dan lingkungan.
Pertumbuhan penduduk dianggap
sebagai penyebab utama yang menimbulkan permasalahan lingkungan hidup. Jumlah
manusia lebih banyak dari pada masa-masa sebelumnya dan pertumbuhan penduduk
yang begitu cepat belum pernah terjadi sebelumnya.
Lia
Amalia dalam
bukunya Ekonomi Pembangunan (2007:24) pertumbuhan penduduk dianggap sebagai
salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk
yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar.
Teori
Malthus
Seorang ahli politik ekonomi bangsa Inggris dalam bukunya berjudul “Penduduk
akan selalu bertambah lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bahan
makanan, kecuali terhambat oleh apa yang ia sebutkan sebagai moral pengendalian
misalnya wabah penyakit atau malapetaka alamiah.
Menurut Malthus, bahwa pertumbuhan penduduk
hanya dapat ditahan melalui beroperasinya apa yang di sebut sebagai pencegah
hanya dapat beroperasi apabila manusia mau mengatur pertumbuhannya sendiri
yahni dengan mencoba menghindarkan kelahiran, misalnya tidak kawin atau menunda
perkawinan.
Teori
Marx berpendapat
bahwa tidak ada hubungannya antara hukum alam dengan kependudukan, jumlah dan
pertumbuhan penduduk ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.
Teori
Marx adalah
bahwa kaum kapitalis bukan hanya menciptakan pengangguran yang disebabkan
karena tidak dapat menciptakan lapangan kerja untuk semua, akan tetapi kaum
kapitalis juga sangat tergantung pada tersedianya tenaga kerja, di mana kondisi
ini hanya dapat dijamin jika terdapat surplus tenaga kerja.
Karena kaum kapitalis
memerlukan konsumen untuk barang hasil produksinya maka perlu penduduk yang
banyak, oleh karena masalah penduduk timbul karena itulah kaum kapitalis yang
memperbaharui status kondisi sosial ekonomi yang dikendalikan dan bukan karena
kurangnya moral atas manusia, untuk memperbaikinya harus dilakukan reorganisasi
terhadap dasar-dasar kondisi sosial.
Teori Demografi Transisi
ini menggambarkan empat proporsi yang saling berhubungan menurut tahap-tahap
sesuai dengan tubuh dan berubahnya keadaan penduduk.
Tahap 1
Jika angka kematian tinggi
sebanding dengan angka kelahiran, menghasilkan angka pertumbuhan nol.
Tahap 2
Jika angka kematian menurun
tidak disertai dengan penurunan angka kelahiran, maka akan menghasilkan angka
pertumbuhan yang positif dan meningkat terus.
Tahap 3
Jika angka kematian terus
menurun dan disertai dengan menurunnya angka kelahiran maka akan menghasilkan
pertumbuhan yang positif akan tetapi menurun.
Tahap 4
Jika angka kematian dan
angka kelahiran juga rendah maka hasilnya adalah pertumbuhannya masih berkurang
yang pada akhirnya akan mencapai nol.
Teori transaksi demografi
telah banyak membantu menjelaskan pertumbuhan penduduk di Negara-negara maju
dan sekarang digunakan untuk menerangkan pertumbuhan di Negara-negara
berkembang.
Socratez
Sofyan Yoman
dalam bukunya Suara Gereja bagi Umat Tertindas, (2008:6-7), setelah Allah
menjadikan manusia sesuai gambar dan teladan-Nya sendiri, Allah memberkati manusia
yang diciptakan melalui rencana, kemauan dan kehendak Allah sendiri. Allah
tidak membiarkan mereka, Allah tetap memberkati manusia diciptakan-Nya sendiri
itu, manusia berada dalam pengawasan Allah, manusia berada dalam pemeliharaan
Allah, manusia menjadi biji mata Allah, manusia menjadi kesayangan Allah dan tidak
ada manusia yang hidup diluar dari pengendalian Allah.
Adapun berkat yang di
peroleh manusia dengan Cuma-cuma dari Tuhan ialah beranak-cuculah dan bertambah banyak. Manusia di berikan berkat
dan kebesan untuk bertumbuh dan berkembang melalui perkawinan. Dalam Firman
Tuhan dan berkat-Nya tidak disebutkan kurangilah penduduk dengan cukup dua
anak, atau menggunakan alat-alat kontrasepsi. Program Keluarga Berencana (KB)
bertujuan untuk mengatur jarak kelahiran atau apapun maksudnya sangat
berlawanan dengan perintah Tuhan.
Benny
Giay dalam
bukunya Mari Mengambil Alih Kendali Kehidupan: Memperjuangkan Pemulihan Negeri ini, (2008:99-100) menghadapi
kekuatan-kekuatan yang terus menerus menyingkirkan dan melumpuhkan kehidupan
dalam segala bidang dewasa ini, sudah saatnya kita pandai mengelola semua ide
dan gagasan baru misalnya “kesetaraan gender” (kesetaraan antara laki- laki dan
perempuan). Manusia adalah laki- laki dan perempuan tidak hanya laki-laki dan
tidak hanya peremuan. Sehingga memberi perhatian kepada masalah dan keadaan
kehidupan dewasa ini yang sedang terjadi.
Kedua belah pihak, suami
dan istri membangun kesepakatan dan pemahaman bersama mengenai apa yang
terjadi. Keduanya bersepakat untuk memanfaatkan potensi dan kemampuan masing-masing
bukan untuk bersaing, berkompetisi tetapi untuk memenuhi tantangan yang di
hadapi bersama: BAGAIMANA MEMBINA ANAK-ANAK DI TENGAH-TENGAH KRISIS.
B. KONSEP
DAN PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Definisi pertumbuhan ekonomi
banyak ragamnya seperti yang dapat kita tentukan dalam literatur ekonomi.
Kenegaraan definisi (pengertian) tersebut terjadi karena pengaruh laju
pertumbuhan ekonomi terhadap pertambahan pendapatan nasional riil yang diikuti
oleh perubahan dalam struktur ekonomi, melahirkan berbagai perbedaan pengertian
dan persepsi kita tentang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Kedua
konsep ini mempunyai pengertian yang sedikit berbeda. Istilah pertumbuhan
ekonomi menerangkan atau menukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi biasa
dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di Negara-negara sedang berkembang.
Sebagian ahli ekonomi mengartikan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan
ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi.
Asfia
Murni
dalam dalam bukunya ekonomika Makro (2006:173) menjelakan pertumbuhan ekonomi
adalah suatu terjadinya perkembangan GNP potensial yang mencerminkan adanya
pertumbuhan output berkapita dan meningkatnya standar hidup masyarakat.
Istilah pertumbuhan ekonomi
digunakan untuk menggambarkan terjadinya kemajuan atau perkembangan ekonomi
dalam suatu ekonomi Negara. Suatu Negara kadang mengalami pertumbuhan yang
lambat atau kadang juga mengalami pertumbuhan yang pesat.
Suatu perekonomian dikatakan
mengalami pertumbuhan, jika jumlah
produk barang dan jasa meningkat atau dengan kata lain terjadi perkembangan GNP
potensial pada suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi harus mencerminkan pertumbuhan
output berkapita. Dengan pertumbuhan berkapita, berarti terjadi pertumbuhan
upah riil dan meningkatnya standar hidup.
Winardi dalam bukunya Sejarah
Perkembangan Ilmu Ekonomi, (1993:320) menjelaskan pertumbuhan ekonomi adalah
tingkat pertambahan dalam output nyata atau pendapatan sebuah perekonomian
dengan berlangsungnya waktu, maksudnya kenaikan dalam output “Full Employment” dengan harga-harga
konstan . bagian pertama definisi tersebut biasanya digunakan untuk menyatakan
pertumbuhan output dengan perekonomian. Yang kedua di gunakan untuk menyatakan
pertambahan standar penghidupan materilnya dan membandingkan dengan
perekonomian-perekonomian lain. Dalam arti faundamental, pertumbuhan ekonomi
berhubungan dengan tindakan- tindakan kebijaksanaan yang ditujuhkan untuk
memperluas kapasitas produksi suatu perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi adalah
tingkat kenaikan PDB atau PNB riil suatu tahun tertentu apabila di bandingkan
dengan tahun sebelumnya. Istilah pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur
prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang
sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisik produksi barang dan
jasa yang berlaku disuatu Negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi
barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah,
pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Tetapi
dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar untuk
memberi gambaran tentang pertumbuhan ekonomi dicapai. Oleh karena itu, untuk
memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang di capai suatu
Negara, ukuran yang selalu di gunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan
riil yang dicapai (Sadono Sukirno
2004:447).
Prathama
Rahardja dan Mandala Manurung dalam bukunya Teori
Ekonomi Makro, (2008:129) penjelasan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut: suatu
perekonomian di katakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi
barang dan jasanya meningkat. Dalam dunia nyata, amat sulit untuk mencatat
jumlah unit barang dan jasa yang di hasilkan selama periode tetentu. Kesulitan
itu muncul bukan saja karena jenis barang dan jasa yang dihasilkan sangat
beragam, tetapi satuan ukurannya pun berbeda.
Karena itu angka yang di
gunakan untuk menaksir perubahan output adalah nilai moneternya (uang) yang
tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB yang berdasarkan harga konstan, pengaruh
perubahan harga telah dihilangkan, sehingga sekalipun angka yang muncul adalah
nilai uang dan total output barang dan jasa, perubahan nilai PDB sekaligus
menunjukan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama
periode pengamatan.
Menurut
Faried Wijaya
(1999:264) pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan Produk
Nasional Bruto riil atau Pendapatan Nasional riil. Jadi perekonomian di katakan
tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil.
Pertumbuhan ekonomi adalah
protes kenaikan output berkapita dalam jangka panjang. Suatu perekonomian
tumbuh apabila dalam jangka waktu yang lama (10-20 tahun, atau lebih lama lagi)
mengalami kenaikan output berkapita (Boediono
1988:1).
Menurut Jaka Wasana dan Kibrandoko (1992:296) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan
pendapatan potensial yang disebabkan oleh perubahan penyediaan faktor produksi
(tenaga kerja modal) atau faktor produtifitas faktor produksi.
Menurut Iskandar Putong (2002:252) pertumbuhan
ekonomi adalah pendapatan nasional secara berarti (dengan meningkatnya
pendapatan berkapita) dalam suatu periode pehitungan tertentu.
Menurut penulis pertumbuhan
ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional atau suatu perekonomian dari suatu
tahun tertentu apabila dengan tahun sebelumnya.
C. LAJU
PERTUMBUHAN EKONOMI
Laju pertumbuhan ekonomi
adalah proses kenaikan output berkapita dalam jangka panjang.
1. Teori
Pertumbuhan Klasik
Menurut
pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi yaitu jumlah penduduk, jumlah barang-barang modal, luas
tanah dan kekayaan alam serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam
pertumbuhan, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya
tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Menurut
pandangan mereka hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi tidak akan terus-menerus
berlangsung. Hal ini dikarenakan berkaitan di antara pendapatan berkapita dan
jumlah penduduk, pandangan ini di namakan teori penduduk optimum.
Dalam
uraikan mengenai teori pertumbuhan klasik apabila terdapat kekurangan penduduk,
produksi marjinal adalah lebih tinggi dari pada pendapatan berkapita. Akan
tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin
berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai
mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan
berkapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya (Sadono Sukirno, 2004:443).
2. Teori
Schumpeter
Teori
Schumpeter menekankan tentang
pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam itu
di tunjukan bahwa pengusaha merupakan golongan yang terus-menerus membuat
pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputih:
memperkenalkan barang- barang baru, mempertinggi efisiensi cara memproduksi
dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran
yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan
perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan
kegiatan perusahan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi
baru.
Menurut
Schumpeter investasi dapat dibedakan
kepada dua golongan yaitu penanaman modal otonomi dan penanaman modal
terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang di timbulkan
oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi.
Makin
tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk
mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat
jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau “stationary state” akan tetapi, berbeda
dengan pandangan klasik, dan pandangan Schumpeter
kedaan tidak berkembang itu di capai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. Pandangan
ini berbeda dengan klasik. Klasik berpandangan bahwa tingkat tersebut di capai
pada waktu perekonomian telah berada kembali pada tingkatan pendapatan
substensi, yaitu pada tingkat pendapatan yang sangat rendah (Sudano Sukirno, 2004:434-435).
3. Teori
Harrod-Domar
Dalam
menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi teori Harrod-Domar bertujuan
untuk menerangkan syarat yang harus di penuhi supaya suatu perekonomian dapat
mencapat pertumbuhan yang teguh atau steady
growth dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar
menggunakan pemisalan-pemisalan berikut: barang modal telah mencapai kapasitas penuh
tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional, rasio modal produksi
(kapital output ratio) tetap nilainya, dan perekonomian terdiri dari dua
sektor.
Dalam
analisis Harrod-Domar menunjukan
bahwa, walaupun pada suatu tahun tertentu (Misalnya tahun 2004) barang-barang
modal sudah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran agregat dalam tahun 2004
yaitu AE = C+I, akan menyebabkan kapasitas barang modal menjadi semakin tinggi
pada tahun berikutnya (tahun 2005). Dengan perkataan lain, investasi yang berlaku
dalam tahun 2004 akan menambah kapasitas barang modal untuk mengeluarkan barang
dan jasa pada tahun 2005.
Analisis
Harrod-Domar merupakan pelengkap kepada
analisis Keynesian yang diperhatikan adalah persoalan ekonomi jangka pendek.
Manakalah teori Harrod-Domar dapat dilihat
bahwa (i) dalam jangka panjang pertambahan pengeluaran agregat yang
berkepanjangan perlu dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan (ii)
pertumbuhan ekonomi yang teguh hanya mungkin dicapai apabila I + G + (X- M)
terus-menerus bertambah dengan tingkat yang menggalakkan (Sadono Sukirno 2004:435- 436).
4. Teori
Pertumbuhan Neo- Klasik
Sebagai
suatu perluasan teori Keynes, teori Harrod-Domar melihat persoalan
pertumbuhan itu dari segi permintaan. Teori Neo Klasik melihat dari sudut
pandangan yang berbeda yaitu dari segi penawaran, menurut teori ini yang dikembangkan
oleh Abramovits dan Solow.
Pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam
persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
^Y = f (^K.^T)
Di mana:
^Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
^K tingkat pertumbuhan modal
^L adalah tingkat pertumbuhan penduduk
^T adalah tingkat perkembangan teknologi
Analisis
Solow selanjudnya membentuk formula
matematika untuk persamaan itu dan seterusnya membuktikan secara kajian empiris
untuk menunjukan kesimpulan berikut: faktor terpenting yang mewujudkan
pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan tenaga kerja. Faktor yang terpenting
adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran serta kepakaran tenaga
kerja (Sadono Sukimo 2004:437).
BAB
III
GAMBARAN
UMUM LOKASI PENELITIAN
A. SEJARAH
SINGKAT KABUPATEN NABIRE
Berdasarkan hukum
berdirinya Kabupaten Nabire, Kabupaten Nabire merupakan salah satu kabupaten
yang berada diwilayah Propinsi Papua, yang pada awalnya dikenal dengan nama Paniai di tetapkan menjadi
administrative berdasarkan surat keputusan Wakil Perdana Menteri No: 120/ PM
1969 Tanggal 23 November 1965. Sejalan dengan perubahan sistem pemerintahan
yang didasarkan Undang-Undang No 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi
Otonomi Irian Barat dan sekarang di sebut Papua
Barat (West Papua). Demikian kabupaten administrative Paniai di tetapkan
juga menjadi Kabupaten otonomi dan Kabupaten Daerah Tingkat II Paniai. Kemudian
berdasarkan Peraturan Pemerintah No: 52 tahun 1969, Kabupaten Dati II Paniai di
mekarkan menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu:
1.
Kabupaten
Dati II Nabire dengan Ibukota di Nabire
2.
Kabupaten
Administrative Paniai dengan ibukota Enarotali
3.
Kabupaten
Administrative Puncak Jaya dengan ibukota Mulia
4.
Kabupaten
Administrative Dogiyai dengan ibukota Moanemani
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah tersebut, maka pada tanggal 28 Desember 1996 atas nama
Menteri Dalam Negeri, Gubernur Irian Jaya meresmikan terbentuknya kabupaten
daerah Tingkat II Nabire, yang sekaligus dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten
Nabire. Kemudian dengan adanya perubahan paradikma Pemerintah Daerah yang
mengarah pada konsep Otonomi Daerah
yang luas, nyata dan bertanggung jawab, maka daerah tingkat II di hapus,
sebutan Kabupaten Dati II Nabire berubah menjadi Kabuaten Nabire.
Namun
pada tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor: 08 Tahun 2008 tentang
pembentukan Kabupaten Dogiai di Propinsi
Papua, maka di Wilayah Kabupaten Nabire di mekarkan lagi satu daerah Otonomi
Kabupaten baru yaitu Kabupaten Dogiyai
yang beribukota Moanemani.
Dengan
demikian yang pernah menduduki jabatan Bupati/kepala daerah Kabupaten Nabire
adalah sebagai berikut:
1.
A.K.B.A
Drs. Soerojo, SH Periode 1966-1969
2.
Karel
Gobay Periode 1969-1972
3.
Andreas
Soenarto Periode 1972-1978
4.
Drs.
SenertusWanna Periode 1978-1984
5.
Letkol
Infantri Joesoep Adipatah Periode 1984-1989
6.
Letkol Infantri Joesoep Adipatah Periode 1989-1999
7.
Drs.
Anselmus Petrus Youw Periode 1999-2009
8.
Isayas
Douw, S.Sos Periode 2010-2015 (sekarang)
B. VISI
MISI KABUPATEN NABIRE
1. Visi
Dengan
memperhatikan isu strategis dalam lima tahun yang sedang berjalan mengacu pada
arahan RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Nabire 2005-2025 serta
mempertimbangkan cerminan hati sanubari rakyat Nabire tahun 2011-2015 adalah: “NABIRE YANG BERKEADILAN, SEJAHTERA DAN
MAKMUR”.
Berkeadilan adalah keadaan di mana
semua lapisan masyarakat secara menyeluruh menikmati hasil pembangunan yang
adil dan merata.
Sejahtera adalah keadaan di mana semua lapisan
masyarakat secara menyeluruh dapat terpenuhi hak-hak dasar di bidang sosial,
ekonomi dan budaya terutama pangan sandang dan papan secara merata, memiliki
rasa aman dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah sehingga menikmati
kehidupan yang lebih bermutu dan maju serta memiliki pilihan yang luas dalam
seluruh kehidupannya dengan di dukung eksebilitas yang memadai.
Makmur adalah keadaan di mana kebutuhan
hidup semua lapisan masyarakat secara meyeluruh sudah terpenuhi sehingga dapat
memberikan makna dan arti penting bagi kemakmuran masyarakat daerah lain.
2. Misi
Dalam
upaya memujudkan Visi Kabupaten Nabire tahun 2011-2015 tersebut, misi
pembangunan Nabire adalah sebagai berikut:
a)
Mewujudkan
pemerataan pembangunan
b)
Mengembangkan,
membina dan membentuk (Sumber Daya Manusia) SDM Nabire yang kreatif, sehat,
produktif dan inofatif serta memiliki moral dan kepedulian sosial yang baik.
c)
Meningkatkan
taraf hidup masyarakat dengan membuka akses lapangan kerja sesuai potensi
daerah.
d)
Mengembangkan
ekonomi lokal melalui agrobisnis, agroindustri dan ekonomi kreatif.
e)
Mewujudkan
pemerintahan yang demokratis, bersih, transparan, akuntabel dan responsive
terhadap pelayanan masyarakat.
C. LETAK
GEOGRAFIS, LUAS DAN BATAS WILAYAH KABUPATEN NABIRE
1. Letak
Geografi
Kabupaten Nabire terletak
diantara 1340 35’-136033’ Bujur Timur dan 2025’
- 3056’ Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebelah utara dibatasi oleh Kabupaten Yapen
dan Waropen, sebelah selatan dibatasi oleh Kabupaten Kaimana dan Mimika,
sebelah timur dibatasi oleh Kabupaten Dogiyai
dan Waropen dan sebelah barat dibatasi oleh Kabupaten Teluk Wondama dan
Kaimana. Distrik Teluk Umar merupakan daerah terjauh jarak tempuhnya yaitu 84
mil dari kota Nabire dan yang terdekat adalah Kampung Makimi Kecamatan Makimi
hanya sejauh 17,5 mil.
2. Luas Wilayah
Secara administrative Kabupaten Nabire terbagi menjadi 12 Distrik,
yakni Distrik Uwapa, Yaur, Teluk Umar, Wanggar,
Nabire Barat, Nabire, Teluk Kimi,
Napan, Makimi, Wapoga, Siriwo dan Yaro. Luas wilayah Kabupaten Nabire tercatat
sebesar 6.861,56 km2.
A.
Letak
Geografis Kabupaten Nabire antara:
-
Bujur
Timur : 1340 35’ – 1360 33’
-
Lintang
Selatan : 20 25’ – 30
56’
B.
Batas
Kabupaten Nabire
Sebelah Utara
: Kabupaten Yapen dan Waropen
Sebelah Selatan
: Kabupaten Kaimana dan Mimika
Sebelah Timur
: Kabupaten Dogiyai dan Waropen
Sebelah Barat
: Kabupaten Teluk Wondama dan Kaimana
Luas Daerah
Kabupaten Nabire : 6 861,56 Km2
Tabel 3.1 Luas Daerah dan Pembagian Daerah
Administrasi Kabupaten Nabire menurut Distrik.
No
|
Distrik
|
Luas (Km2)
|
Rasio terhadap Total (%)
|
Banyaknya Desa/ Kel
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
Uwapa
Yaur
Teluk
Umar
Wanggar
Nabire
Barat
Nabire
Teluk
Kimi
Napan
Makimi
Wapoga
Siriwo
Yaro
|
562,30
521,00
994,13
204,86
199,19
626,19
231,19
1 461,13
391,55
375,00
773,60
521,42
|
8.19
7.59
14.49
2.99
2.90
9.13
3.37
21.29
5.71
5.47
11.27
7.60
|
15
4
4
5
5
12
5
8
6
5
6
6
|
Jumlah/
Total
|
6
861,56
|
100,00
|
81
|
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011
Tabel 3.2 Nama Ibukota Distrik dan Jarak ke Ibukota
Kabupaten menurut Distrik
No
|
Distrik
|
Nama Ibukota Distrik
|
Jarak ke Ibukota Kabupaten
|
|
1
|
2
|
3
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
Uwapa
Yaur
Teluk Umar
Wanggar
Nabire Barat
Nabire
Teluk Kimi
Napan
Makimi
Wapoga
Siriwo
Yaro
|
Topo
Kwatisore
Yeretuar
Karadiri
I
Bumi
Raya
Karang
Mulia
Samabusa
Napan
Legari
Jaya
Kamarisanoi
Unipo
Yaro
Makmur
|
31
125
-
35
15
0.5
22
83
46
-
100
41
|
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011
D. IKLIM
DAN MUSIM
Kabupaten Nabire merupakan daerah beriklim tropis basah
dengan curah hujan yang cukup tinggi. Dari data yang diperoleh dari Kantor
Badan Meteorologi dan Geofisika Nabire, hari
hujan rata-rata 16 hari/ bulan dengan curah hujan rata-rata 330,70 mm.
Hari hujan tertinggi terjadi pada bulan
Pebruari (19 hari) dan terendah terjadi pada bulan
November (11 hari). Rata-rata suhu udara mencapai 27,60 OC. Untuk suhu udara minimum
rata-rata mencapai 23,70 OC dan suhu maksimum rata-rata mencapai
32,30 OC. Sedangkan untuk rata-rata kelembaban udara mencapai 82,30
persen.
Tabel 3.3 Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan dan Curah Hujan
Terbesar setiap Bulan di Kabupaten Nabire
No
|
Bulan
|
Curah Hujan
|
Hari Hujan
|
Curah Hujan Terbesar
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
|
355,6
599,4
487,1
451,5
211,0
286,0
284,8
377,9
356,9
256,1
129,7
172,5
|
17
19
17
16
13
18
18
14
18
12
11
17
|
66,6
84,0
75,4
84,5
60,0
55,9
89,6
70,5
64,2
124,6
70,0
25,0
|
Rata-rata
|
330,7
|
15,8
|
72,5
|
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011
Tabel 3.4 Nama Distrik Serta Ibu Kota dan Jumlah Desa /
Kelurahan di Kabupaten Nabire Tahun 2006-2010
No
|
Distrik
|
Ibukota
|
Jumlah Desa/ Kelurahan
|
||||
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
Uwapa
Yaur
Teluk Umar
Wanggar
Nabire Barat
Nabire
Teluk Kimi
Napan
Makimi
Wapoga
Siriwo
Yaro
|
Topo
Kwatisore
Yeretuar
Karadiri I
Bumi Raya
Karang Mulia
Samabusa
Napan
Legari Jaya
Kamarisanoi
Unipo
Yaro Makmur
|
18
4
4
13
-
17
-
10
6
-
6
-
|
15
4
4
10
-
12
5
10
6
-
6
6
|
15
4
4
10
-
12
5
10
6
-
6
6
|
15
4
4
5
5
12
5
8
6
5
6
6
|
15
4
4
5
5
12
5
8
6
5
6
6
|
Jumlah
|
78
|
78
|
78
|
81
|
81
|
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011
E. KONDISI
DAERAH
1. Wilayah
Administrasi
Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Nabire terdiri dari: 147 kampung, 9 Kelurahan, 12
Distrik, 14 Dinas, 5 Badan, 4 Kantor Setwan, DPRD, Sekretariat Daerah (10
bagian) dengan jumlah PNS sebanyak kurang lebih: 4.321 orang.
2. Penduduk
Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk pada 12 Distrik di Kabupaten
Nabire terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Adapun jumlah penduduk tahun
2006-2010 sebagai berikut:
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk
pada Kabupaten Nabire tahun 2006-2010
Tahun
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
%
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2006
2007
2008
2009
2010
|
42.018
93 527
94.343
58.341
42.018
|
79.839
80 747
81.455
47.776
60.769
|
172.315
174 274
175.798
106.117
130.314
|
5,03
1,14
0,87
0,83
5,59
|
3. Potensi
Sumber Daya Alam
Potensi
Sumber Daya Alam (SDA) yang produktivitas sesuai dengan pengembangan komunitas
budi daya pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan di Kabupaten Nabire
yang memadai dari setiap budi daya dalam semua aspek yang tercantum di atas
ini.
4. Kebijakan
Produktifitas
Kabupaten
Nabire terletak pada kawasan Teluk Cenderawasi yang dilewati jalur patahan
aktif, sehingga tahun 2004 terjadi gempa bumi memporak-porandakan semua
pembangunan perumahan dan infrastruktur. Maka pemerintah melaksanakan dan
menjalankan berbagai program pembangunan untuk merenovasikan kembali.
5. Pemberdayaan
Ekonomi Rakyat
Pemberdayaan
ekonomi rakyat diprioritaskan oleh pemerintah melalui berbagai program kerja
untuk meningkatkan usaha-usaha pertanian, pengelolahan dan pemasaran dalam
kehidupan masyarakat.
6. Perekonomian
Kondisi
perekonomian Nabire sebelum terjadi gempa bumi tumbuh mencapai 6.36% di tahun
2003 hal ini disebabkan letak kabupaten Nabire yang sangat strategis kawasan
cenderawasi memfasilitasi tumbuhnya perekonomian di Kabupaten Nabire juga Kabupaten
Nabire sekitarnya yaitu: Kabupaten Paniai, Puncak Jaya, Yapen Waropen, dan
Teluk Wondama yang mana terjadi perdagangan antar kabupaten tersebut dengan
Nabire melalui fasilitas Bandar udara dan
pelabuhan Samabusa serta melalui jalan antara yang menghubungkan Kabupaten
Paniai yang sudah berjalan, sedangkan di masa yang akan datang dengan Propinsi
Papua Barat dan kabupaten Teluk Wondama yang mengarah ke Manokwari.
Tahun
2004 terjadi dua kali gempa bumi memborak-borandakan semua infrastruktur
meliputih sarana transportasi, pendidikan, kesehatan dan energi sehingga
perekonomian Nabire terjadi lumpuh yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi
terjadi minus secara umum Daerah Nabire beriklim panas dengan suhu udara rata
berkisar dari 23-32c pada daerah pantai sedangkan daerah Paniai umumnya berbeda
secara gladual menurut ketinggian yaitu rata-rata turun 0,60c setiap kenaikan
100m dari permukaan laut mengalami penurunan rata 0,60c wilayah beriklim tropis,
basah dengan curah hujan hampir merata sepanjang jenis tanah yang dikandung
adalah podzolit merah endromorf kelabu dan podsolid coklat kelabu yang relative
subur dan berpotensi bagi perkebunan umum yang belum di kelolah untuk
menghasilkan income daerah dalam rangka meningkatkan sumber pendapatan asli
daerah.
7. Agama
Jumlah agama Kristen
merupakan jumlah yang terbesar yahni mencapai 44,63 persen dari total penduduk.
kemudian diikuti pemeluk agama Katolik 34,67 persen, Islam 20,45 persen dan
agama lainnya 0,25 persen.
8. Pendidikan
dan Kesehatan
a. Sarana
Pendidikan
Sekolah adalah lembaga
pendidikan yang di mulai dari pendidikan dasar, lanjutan, menengah dan perguruan
tinggi. Selain itu pendidikan keterampilan luar sekolah (non formal) yang di
kelolah oleh suatu lembaga tentang ketrampilan tertentu yang sifatnya khusus,
dalam jangka waktu relative pendek contohnya kursus/ pelatihan.
Dengan demikian, kondisi
pengembangan pendidikan Kabupaten Nabire yang tercatat pada Pusat Statistik
berjumlah sekolah dasar sebanyak 90, sekolah lanjutan sebanyak: 36, sekolah
menengah atas berjumlah 20, sekolah kejuruan sebanyak 7 sedangkan perguruan
tinggi berjumlah 6 (enam).
b. Sarana
Kesehatan
Sarana kesehatan adalah
tempat pemeriksanaan dan perawatan kesehatan masyarakat yang berada dibawah
pengawasan Dokter dan tim medis. Sarana
kesehatan seperti: Puskesmas, Politektis, Posyandu dan RSUD.
Dengan demikian, kondisi
pengembangan sarana kesehatan masyarakat Kabupaten Nabire adalah sebagai
berikut:
a)
Polindes
15 unit
b)
Perawatan
5 unit
c)
Non
perawatan 15 unit
d)
Puskesmas
pembantu 20 unit
e)
Posyandu
66 pos
F. SEJARAH
SINGKAT DAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NABIRE
Badan Pusat Statistik Kabupaten Nabire
dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor: 0013
Tahun 1993 yang merupakan Perwakilan Badan Pusat Statistik di Kabupaten Nabire.
STRUKTUR
ORGANISASI BPS KABUPATEN NABIRE
Keputusan Presiden Republik
Indonesia
Nomor: 103 Tahun 2001
Kepala
|
Sub Bagian Tata Usaha
|
Seksi Statistik Sosial
|
Seksi Statistik
Produksi
|
Seksi Statistik Distribusi
|
Seksi Neraca Wilayah
dan Analisis Statistik
|
Seksi Statistik Sosial
|
Tenaga Fungsional
|
Sumber
: Kantor BPS Kabupaten Nabire, 2011
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. LAJU
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah
keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan
yang mengurangi jumlah penduduk. Memahami dinamika kependudukan berkaitan erat
dengan pembahasan mengenai sumber daya manusia.
Penduduk Kabupaten Nabire
pada tahun 2006 berjumlah 173.315 Jiwa. Jumlah tersebut diatas termasuk
penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap/ suku terasing. Sedangkan pada
tahun 2005 sebanyak 164.068 jiwa, yang menunjukan pertambahan penduduk sebesar
5,03.
Penduduk Nabire pada tahun
2007 berjumlah 174.274 jiwa. Jumlah
tersebut diatas termasuk penduduk yang
tidak bertempat tinggal tetap/ Suku terasing. Sedangkan pada tahun 2006
sebanyak 172.315 jiwa, yang menunjukkan
pertambahan penduduk sebesar 1,14 persen.
Penduduk Kabupaten Nabire
tahun 2008 berjumlah 175.798 jiwa. Jumlah tersebut diatas termasuk penduduk
yang tidak bertempat tinggal tetap/ suku terasing. Sedangkan pada tahun 2007
sebanyak 174.274 jiwa, yang menunjukan pertambahan penduduk sebesar 0,87
persen.
Penduduk Nabire pada tahun
2009 berjumlah 106.117 jiwa. Jumlah tersebut diatas termasuk penduduk yang tidak bertempat
tinggal tetap/ Suku terasing. Sedangkan pada tahun 2008 sebanyak
105.244 jiwa, yang menunjukkan
pertambahan penduduk sebesar 0,83 persen.
Berdasarkan hasil pencatatan Sensus
Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Nabire sementara adalah 130.314 orang,
yang terdiri dari 42.018 orang laki-laki dan 60.769 perempuan, 5,59 persen.
Adapun laju
pertumbuhan penduduk dapat di rangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Pertumbuhan
penduduk Kabupaten Nabire Tahun 2006-2010
Tahun
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
%
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2006
2007
2008
2009
2010
|
42.018
93 527
94.343
58.341
42.018
|
79.839
80 747
81.455
47.776
60.769
|
172.315
174 274
175.798
106.117
130.314
|
5,03
1,14
0,87
0,83
5,59
|
Sumber:
BPS Kabupaten Nabire, 2011
B. PERTUMBUHAN
EKONOMI DI KABUPATEN NABIRE TAHUN 2006- 2010
1. Perkembangan
PDRB 2006-2010
Pergerakan
ekonomi Kabupaten Nabire menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan terlihat
dari peningkatan salah satu indikator makro ekonominya yakni Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) yang merupakan total nilai tambah yang dihasilkan oleh
kegiatan-kegiatan perekonomian yang ada di kabupaten ini. Semakin maraknya kegiatan
ekonomi yang terjadi dikabupaten ini tidak terlepas dari proses pembangunan
daerah yang sedang berjalan.
Tabel 4.2 Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Nabire 2006-2010
Tahun
|
PDRB Konstan
|
|
Juta Rupiah RP
|
Pertumbuhan %
|
|
2006
2007
2008
2009
2010
|
579.784,11
612.358,55
650.258,91
686.625,27
739.018,85
|
5,62
6,19
5,59
8,38
7,16
|
Sumber:
BPS Kabupaten Nabire, 2011
2. Struktur
Ekonomi
Kontributor
teringgi pada terbentuknya nilai PDRB Kabupaten Nabire khususnya selama periode
2006-2010 adalah sektor pertanian dan pada tahun 2010 sektor ini berkontribusi
sebesar 36,90 persen. Meskipun masih mendominasi struktur perekonomian di
kabupaten ini, namun peranannya sudah jauh lebih rendah di banding empat tahun
sebelumnya yang rata-rata berkontribusi 41,41 persen. Penurunan ini di sebabkan
peningkatan peranan sektor bangunan yang menempati urutan keempat yakni 9,61
persen di tahun 2005 menjadi 12,42 persen di tahun 2010.
Selanjutnya,
sektor jasa-jasa merupakan kontributor terbesar kedua dengan sumbangan sebesar
14,28 persen pada tahun 2010. Di susul kemudian oleh sektor perdagangan, hotel
dan restoran serta sektor pertambangan dan penggalian yang masing-masing
berperan 12,83 persen dan 11,88 persen. Sementara itu, sektor pengangkutan dan
komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masing-masing
berperan 6,85 persen dan 3,43 persen. Sedangkan sektor industri pengolahan dan
listrik dan air bersih masih hanya berperan di bawah satu persen.
3. Laju
Pertumbuhan Ekonomi
Laju
pertumbuhan ekonomi adalah: peningkatan sumber-sumber ekonomi yang tergantung
pada modal, sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi.
Nilai
tambah PDRB di Kabupaten Nabire merupakan kinerja dari kegiatan ekonomi yang di
kelompokkan menjadi 9 sektor adalah sebagai berikut : (1) Pertanian (2)
Pertambangan & Penggalian (3) Industri Pengolahaan (4) Listrik & Air
Bersih (5) Bangunan (6) Perdagangan Hotel & Restoran (7) Pengangkutan &
Komunikasi (8) Bank, Persewaan & Jasa Perusahaan dan (9) Jasa-jasa.
Sehingga
sampai dengan tahun 2006 pertumbuhan ekonomi ( dalam Jutaan) adalah 612,358.55
dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,62 %. Penyebab meningkatnya produksi
sektor listrik dan air bersih ini di sebabkan karena sudah di mulainya perbaikan
jaringan listrik yang mengalami kerusakan akibat bencana alam gempa bumi di Kabupaten
Nabire pada tahun 2006. Pertumbuhan Ekonomi mengalami trend meningkat dengan
rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007 (dalam Jutaan) 650,258.91 adalah 6,19 %. Pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2008 mengalami penurunan yahni 686,625.27 (Juta Rupiah)
adalah 5,59 %. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun
2008 adalah. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 cenderung meningkat adalah 744,180.67
yahni 8,38 %. Pertumbuhan ekonomi di kabupaten Nabire selama kurung waktu lima
tahun terakhir secara umum mengalami trend yang meningkat pada tahun 2010
sendiri, pertumbuhan ekonomi kabupaten ini 797,427.63 telah mencapai 7,16 %. Sektor
perdagangan, hotel & restoran merupakan penggerak utama pada tingginya laju
pertumbuhan di Kabupaten Nabire khususnya di tahun 2010 di mana sektor ini
tumbuh sebesar 20,74 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini merupakan
yang tertinggi pada tahun 2010 yang di susul kemudian oleh sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 18,76 persen. Sektor pengangkutan dan
komunikasi yang tumbuh 14,60 persen merupakan sektor dengan pertumbuhan
terbesar ketiga. Selanjutnya sektor bangunan yang masih tumbuh di atas 9 persen
yakni 9,15 persen. Sementara sektor pertanian yang merupakan penyumbang
tertinggi pada perekonomian kabupaten Nabire mengalami pertumbuhan terlambat
khususnya di tahun 2010 yakni sebesar 2,30 persen. Dengan pertumbuhan
sektor-sektor ekonomi di atas, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai
penyumbang terbesar ketiga terhadap pembentukan nilai PDRB kabupaten Nabire dan
dengan pertumbuhannya yang sangat tinggi menyebabkan sektor ini berperan cukup
besar terhadap total pertumbuhan ekonomi tahun 2010 di kabupaten ini. Dengan
pertumbuhan sebesar 7,16 persen, 2,44 persen bersumber dari sektor perdagangan,
hotel dan restoran, 1,14 persen dari sektor bangunan. Sementara sektor-sektor
lainnya hanya berperan di bawah satu persen dan sumbangan terendah berasal dari
sektor listrik dan air bersih yahni sebesar 0,02.
Untuk lebih jelasnya di
rangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Nabire Atas Harga
Konstan di rinci menurut Lapangan Usaha (Dalam Jutaan) Tahun 2006-2010.
No
|
Lapangan
Usaha
|
Tahun
|
||||
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
||
1
|
Pertanian
|
241,238.17
|
251,449.01
|
259.673.97
|
272,255.96
|
278,516.37
|
2
|
Pertambangan dan
Penggalian
|
114,179.36
|
116,131.84
|
120,298.29
|
124,546.24
|
128,986.07
|
3
|
Industri Pengolahan
|
5,965.45
|
6,212.42
|
6,473.34
|
6,769.82
|
7,136.07
|
4
|
Listrik dan Air Bersih
|
3,044.29
|
3,116.07
|
3,254.98
|
3,417.59
|
3,599.07
|
5
|
Bangunan
|
66.578,66
|
78,966.80
|
85,475.54
|
92,330.68
|
100.778.94
|
6
|
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
|
54,814.47
|
63,089.09
|
73,685.79
|
87,409.81
|
105,538.82
|
7
|
Pengangkutan dan
Komunikasi
|
29,908.92
|
34,04199
|
38,690.62
|
44,561.34
|
51,068,31
|
8
|
Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan
|
11,946.59
|
10,125.99
|
9,230.22
|
19,824.10
|
23,543.75
|
9
|
Jasa-jasa
|
84,682.64
|
87,125.71
|
89,842.51
|
93,065.15
|
98,260.24
|
PBRB
|
612,358.55
|
650,258.91
|
686,625.27
|
744,180.67
|
797,427.63
|
Sumber:
BPS Kabupaten Nabire, 2011
C. PENGARUH
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN NABIRE
Tabel 4.4 Regresi Linear Sederhana
Tahun
|
Laju
Pertumbuhan Penduduk (x)
|
Laju
Pertumbuhan Ekonomi (y)
|
x2
|
y2
|
x.y
|
2006
|
5,03
|
5,62
|
25,30
|
31,58
|
28,27
|
2007
|
1,14
|
6,19
|
1,29
|
38,31
|
7,05
|
2008
|
0,87
|
5,59
|
0,75
|
31,24
|
4,46
|
2009
|
0,83
|
8,38
|
0,68
|
70,22
|
6,95
|
2010
|
5,59
|
7,16
|
31,24
|
51,26
|
40,02
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data
di olah, 2011
13,48
5
33,94
5
Nilai Alpha dan Beta
n
Nilai penjumlahan variabel xy
dari lima tahun terakhir adalah sebesar 86,76 di bagi lima tahun atau periode
berlaku sebesar 17,35.
5
(86,76) - 13,48 x 33,94
5 (59,26)
– 13,482
433.8
– 457,51
296,3
– 181,71
23,71
114,59
B = 0,206
a = Y –
B.X
a = 6,78 – 0,206. (2,69)
a = 6,78 – 0,55414
a = 6,22586
Y = a + Bx
Y = 6,22586 + 0,206 X
a. Koefisien
Korelasi
5 (86,76) -
(13,48 x 33,94)
5 (59,26) – (13,48)2 x 5 (222,61) – (33,94)2
433,8 – 457,5112
296,3 – 18.171,04 x
1.113,05 – 1.151,9236
- 23,7112
17.874,74 x 38,87
-23,7112
133,70 x 6,24
-23,7112
834,29
r
= -0,029
b. Koefisien
Determinasi
r2 = -0,029 x -0,029
r2 = -0,85
Dengan adanya, jumlah penduduk di
Kabupaten Nabire pada akhir tahun (130.314) jiwa / 5,59 %, termasuk penduduk yang tidak bertempat
tinggal tetap atau suku terasing, sehingga terlihat pertumbuhan penduduk pada
tahun 2010 lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Pengaruh
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nabire sangat mempengaruhi tingkat pendapatan
daerah. Dengan demikian, pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan dalam
segala bidang sehingga pendapatan daerah maupun peningkatan kesejahteraan
masyarakat ekonomi lokal serta memperluas lapangan usaha untuk bersaing dengan
perekonomian daerah-daerah lainnya.
Meningkat
seiring dengan adanya jumlah pertambahan penduduk maka tingkat kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Nabire semakin bertambah karena adanya pertambahan
penduduk sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, walaupun
mengalami masalah yang tidak menguntungkan namun pertumbuhan ekonomi masyarakat
maupun pemerintah daerah mengalami peningkatan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
penelitian yang di lakukan maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Tingkat
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nabire tahun 2006 sebesar 5,03 %, tahun 2007 sebesar 1,14 %, tahun 2008
sebesar 0,87 %, tahun 2009 sebesar 0,83 %, dan tahun 2010 sebesar 5,59 %.
2.
Pertumbuhan
terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Nabire dan dengan pertumbuhannya yang
sangat tinggi terhadap total pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini. Pada tahun
2006 adalah 3,35 %, tahun 2007 adalah 5,62 %, tahun 2008 adalah 6,19 %, tahun
2009 adalah 5,59 %, dan tahun 2010 adalah 7,16 %. Dengan pertumbuhan sebesar
7,16 %, 2,44 % bersumber dari sektor perdagangan hotel penyumbang terbesar pada
tahun 2010, dan restoran, 1,14 % dari sektor bangunan. Sementara sektor-sektor
lainnya hanya berperan di bawah 1 % dan sumbangan terendah berasal dari sektor
listrik dan air bersih yahni sebesar 0,02 %.
3.
Berdasarkan
perhitungan ( x ) sebagai pertumbuhan penduduk 13,48 %. Sedangkan ( y )
pertumbuhan ekonomi sebesar 33,94 %, Koefisien korelasi ( r ) adalah -0,029.
Nilai koefisien determinasi ( r2 ) sebesar -0,85. sehingga di
katakan adanya pengaruh laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi dapat
di dukung oleh sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan, kemajuan
teknologi, dan akumulasi modal.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut:
1.
Menunjukan
pertumbuhan penduduk tahun tahun 2010 meningkat 5,59 persen lebih tinggi dari
tahun-tahun sebelumnya, sehingga tanah-tanah pertanian masyarakat sudah
terlihat dengan bangunan. Dengan melihat kondisi ini, di harapkan agar
pemerintah perlu mengambil kebijakan dalam hal pertumbuhan penduduk yang
tinggi.
2.
Pemerintah
sebagai pengambil keputusan khususnya ekonomi harus terlebih dahulu mengetahui
kelemahan dan kelebihan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan asli daerah
dengan tumbuh dan berkembangnya perekonomian (lapangan usaha pertanian) rakyat
dalam hal ini bagi masyarakat ekonomi lemah.
DAFTAR
PUSTAKA
H Muh. Sidik Priadana
Saludin Muis. Metologi Penelitian Ekonomi & Bisnis.
Yogyakarta;
Graha Ilmu, 2009
Drs. Daryanto.
Kependudukan,
Bandung;
TARSITO, 1994
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Nabire. Hasil Sensus Penduduk
Kabupaten Nabire. Nabire; BPS, 2010
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Nabire. Kabupaten Nabire dalam Angka 2010
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Nabire. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nabire 2010
Mulyadi S. Ekonomi Sumber
Daya Manusia,
Jakarta; PT.
Raja Grafindo Persada, 2003
Lia Amalia. Ekonomi
Pembangunan,
Jakarta; Graha Ilmu, 2007
Prathama Rahardja dan M.
Manurung.. Teori Ekonomi Makro;
Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta, 2008
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Nabire. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Nabire tahun 2010-2014
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Nabire. Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Nabire tahun 2005-2025
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Nabire. Peluang Investasi di Kabupaten
Nabire, Nabire, 2002.
Bruce Glassburner &
Aditiawan Chandra. Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi Makro.
Jakarta;
ELP3ES, 1978
Drs. Ahmat Antoni K. Muda.
Kamus Lengkap Ekonomi.
Jakarta;
Gitamedia Press, 2003
Benny Giay. Mari Mengambil
Ahli Kendali: Memperjuangkan Pemulihan
Negeri ini.
Sentani;
Deiyai, 2008
Socratez Sofyan Yoman.
Suara Gereja Bagi Umat Tertindas.
West Papua;
Reza Enterprise, 2008
Sudarto, Indonesia Economic
Outlook.
Jakarta; Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2011