Jumat, 24 Juni 2016

BENYAMIN KOTOUKI : SIKRIPSI : PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN NABIRE

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN NABIRE


Oleh:
BENYAMIN KOTOUKI
NPM: 3435 07 084




Telah di periksa dan di setujui pada tanggal    Bulan           Tahun 2011




Menyetujui
Ketua Jurusan
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan




Ayub Tanudy, SE.M.Si
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa didepan Tim Penguji Proposal pada Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura pada:

Hari
Tanggal
Tempat
:
:
:

   Juni 2011
Aula STIE Port Numbay



Tim Penguji

1.    Ayub Tanudy, SE. M. Si
Ketua
2.    Yuniar Sri Hartati, SE. M.Si
Anggota
3.    Drs. Melmambessy Moses, MM
Anggota
4.    Victor Pasalbessy, SE. ME
Anggota
5.    Anita Latuheru, SE. M.Si
Anggota

(………………………………..)

(………………………………..)

(………………………………..)

(………………………………..)

(………………………………..)




KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas kasih karunia serta bimbingan- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan Judul PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN NABIRE.
Penulisan Skripsi ini sebagai salah satu syarat akademik memperoleh Gelar Sarjana. Untuk itu kepada semua pihak yang telah membantu penulis memberikan bantuan baik moril maupun material, semoga kebaikan pengorbanan dan kontribusi pemikiran yang di berikan mendapatkan pahala yang tidak ngengat dari Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena itu sebagai ungkapan isi hati maka patutlah penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.    Bapak Drs. Melmambessy Moses, MM selaku Ketua STIE Port Numbay Jayapura,  sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang telah dengan iklas memberi petunjuk, saran dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis.
2.    Ibu Yuniar Sri Hartati, SE. M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan studi.
3.      Bapak Ayub Tanudy, SE. M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.
4.    Bapak- bapak dan Ibu- ibu Dosen STIE Port Numbay yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan yang sangat bermanfaat selama mengikuti pendidikan di bangku kuliah.
5.    Bapak selaku Kepala Badan Pusat Statistik di Kabupaten Nabire yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian pada Intansi yang di pimpinnya.
6.    Bapakku Almarhum Dominggus Kotouki dan Mamaku Anike Adii selaku sebagai Orang tua serta saudara- saudariku sekandung Kak Herry Kotouki, S. Sos dan adik Jhon Merry Kotouki yang telah di bina dan di sponsori melalui doa dan material sampai penulis menjadi manusia yang berguna di pemerintahan, masyarakat dan gereja pada masa yang mendatang.
7.    Seluruh Keluarga Bapak Stefanus Giay selaku sebagai orang tua wali sewaktu penulis di bangku pendidikan Kota Jayapura serta Kel Periko Kotouki, Kel Yames Kotouki, Kel Senior Tekege, Kel Urbanus Mote, Kel Alim Kotouki, Kel Marten Kotouki, Kel Simson Kotouki, Bapak Frans Douw, Kel Sadrak Kotouki, Kel Alfon Kotouki, Aba Agustina Kotouki, Tete Daud Kotouki, Nenek Yomima Pakage, Kel Yermias Kotouki, Kel Benyamin Pakage, Kel Yan Gobay, Kel Petrus Adii, Kel Ice Yeimo, Yohana Yeimo, Yusak Yeimo, Kel Om Marinus, Om Musa Pakage yang mensponsi baik material dan spiritual.
8.    Semua Badan Fungsional Gereja Kingmi Jemaat Edoutou (Penantian) Argapura Gembala Sidang, BPJ, Komisi Sekolah Minggu, Komisi Pemuda dan Komisi Pemberdayaan Perempuan serta Ikatan Bomou yang senantiasa mendoakan.
9.    Rekan- rekan seangkatan 2007 bersama- sama penulis baik susah maupun senang selama mengikuti pendidikan di bangku kuliah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan- kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak pada prinsipnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skiripsi yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Tuhan memberkati kami semua (God Bles we all)

Jayapura, Juni 2011
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
………………………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN
………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………............
iii
BAB I  PENDAHULUAN
………………………………………………………………
iv

A.             
Judul
………………………………………………………………
1

B.             
Latar Belakang
………………………………………………………
1

C.            
Perumusan Masalah
………………………………………………………
3

D.            
Pembatasan Masalah
……………………………………………………….
3

E.             
Tujuan dan Manfaat Penelitian
………………………………………………
3

F.             
Kerangka Pemikiran
………………………………………………………
4

G.
Metode Penelitian
………………………………………………………….
5
H.   Sistematika Penulisan
………………………………………………
8
BAB II  DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………..
9


BAB I
A.   LATAR BELAKANG
Pada masa kini Negara Indonesia menghadapi kependudukan yang sangat mendesak, pada periode tahun 1992 diperkirakan telah mencapai 186 juta dengan kepadatan yang tidak merata, telah diketahui bahwa sejak dahulu dipulau jawa merupakan pemukiman yang terpadat diantara pulau-pulau lainnya di Indonesia.
Ilmu kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah, penyebaran dan komposisi kependudukan. Studi kependudukan mempelajari secara sistematis perkembangan, pandangan-pandangan dan masalah-masalah penduduk dalam kaitannya dengan situasi sosial disekitarnya.
Dalam kependudukan atau “demografi” terdapat tiga komponen penting yang perlu diperhatikan yahni kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perpindahan penduduk (migrasi) dan dua faktor penduduk penunjang yahni moblitas sosial dan tingkat perkawinan.
 Ketiga komponen pokok dan dua faktor penunjang tersebut dipergunakan sebagai perubah (variabel) yang dapat menerangkan hak ikwal tentang jumlah dan distribusi penduduk pada tempat tertentu, tentang hubungan antara perkembangan penduduk dengan berbagai variable (perubah) sosial dan tentang perencanaan pertumbuhan penduduk di masa depan dan berbagai-bagai akibatnya.
Berbagai macam informasi tentang kependudukan sangat membantu di dalam penyusunan perencanaan, baik untuk pendidikan, kesejahteraan pertanian, pembuatan jalan-jalan dan bidang-bidang lainnya. Bagi sektor swasta informasi tentang kependudukan juga tak kalah pentingnya.
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Nabire sementara adalah 130.314 orang, yang terdiri dari 42.018 orang laki-laki dan 60.769 perempuan. Penyebaran penduduk Kabupaten Nabire dari hasil SP 2010 sebagian besar bertumpu di Distrik Nabire yakni 57,19 persen, sedangkan Distrik- distrik yang lainnya di bawah sembilan persen.Distrik Nabire, Nabire Barat, dan Teluk Kimi adalah tiga distrik dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah 74.177 orang, 10.710 orang, dan 9.273 orang. Teluk Umar merupakan Distrik dengan jumlah penduduk paling sedikit yakni 883 orang. Dengan luas wilayah Kabupaten Nabire sekitar    6861,65    kilo meter persegi yang didiami oleh 130.314 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Nabire adalah  18,99  orang per kilo meter persegi.    Distrik yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Distrik Nabire yakni sebanyak 118 orang per kilo meter persegi, sedangkan yang paling rendah adalah Distrik  Teluk Umar  yakni sebanyak satu orang per kilo meter persegi.
Masalah kependudukan sendiri merupakan masalah lingkungan hidup yang dapat menjadi sumber timbulnya berbagai persoalan lingkungan hidup baik fisik maupun sosial, masalah kependudukan bukan merupakan masalah yang baru karena dalam perkembangan sejarah sejak dahulu sudah banyak dilakukan berbagai tidak percobaan untuk menghitung jumlah penduduk. Pertumbuhan ekonomi tergantung pada sumber daya alam, sumber daya manusia, capital dan teknologi.
Pertumbuhan yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia mengajak dua abat belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sampai abad ke-18 kebanyakan masyarakat diberbagai Negara masih hidup dalam tahap subsistensi mata pencaharian utamanya adalah dan melakukan kegiatan di sektor pertanian perikanan dan berburu.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia yang berlaku semenjak lebih dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakkan yaitu kemakmuran dan taraf hidup masyarakat makin meningkat dan dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus bertambah jumlahnya.
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Nabire secara makro yang tercermin dalam pertumbuhan PDRB tahun 2000 ditargetkan suatu persen karena masih ada dalam kondisi krisis ekonomi yang dimana rentetan krisis tahun 1999 dengan pertumbuhan ekonomi minus 2, 85 persen. Namun realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2000 mencapai 4 persen. Selanjutnya tahun 2001 karena kondisi perekonomian masih belum stabil baik secara regional maupun nasional akan tetapi di Kabupaten Nabire terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6 persen karena didukung oleh potensi sumber daya alam dan secara geografis Kabupaten Nabire letaknya cukup strategis. Pada tahun 2002 laju pertumbuhan ekonomi diluar sub sektor ditargetkan sebesar 4,5 persen, namun realisasi mencapai 7,84 persen. Untuk tahun 2003 laju pertumbuhan ekonomi diluar sub sektor pertambangan ditargetkan sebesar 5,5 persen, realisasi mencapai sebesar 6,35 persen. Pada tahun 2004 laju pertumbuhan ekonomi diluar sub sektor pertambangan ditargetkan sebesar 5 persen, namun realisasi sampai dengan triwulan IV tahun 2004 adalah terjadi kontraksi/ pertumbuhan minus (-2,31 persen) akibat terjadi bencana alam gempa bumi dua kali dalam setahun yaitu tanggal 6 Pebruari dan 26 November 2004, yang mengakibatkan rusaknya infrastruktur sosial ekonomi di Kabupaten Nabire.
Kondisi ekonomi yang mengalami kontraksi yang lebih telah diakibatkan adanya inflasi yang cukup tinggi karena infrastruktur ekonomi vital yang rusak yaitu pelabuhan laut Samabusa, sehingga tidak dapat mendukung kegiatan bongkar muat barang, bahan kebutuhan pokok masyarakat dan bahan bangunan serta naik turunnya penumpang yang mengakibatkan kenaikan sebesar lebih kurang 63,34 persen.   
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nabire cenderung meningkat, dari tahun ke tahun 2006-2010 pertumbuhan ekonomi rata-rata 0,36 persen pertahun. Pertumbuhan ekonomi tanpa migas pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi tanpa migas rata mencapai mencapai 0,39. sementara pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 11,88 persen. Pola pertumbuhan ini. Pola pertumbuhan ini memperlihatkan bahwa sektor non migas menjadi penggerak utama bagi perekonomian Kabupaten Nabire.
Seluruh sektor ekonomi menunjukan pertumbuhan positif terutama sektor primer dan tertier yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kabupaten Nabire. Pertumbuhan ekonomi sektor primer terutama didorong oleh sektor pertanian. Sedangkan sektor tersier (perdagangan, komunikasi dan jasa-jasa) juga mengalami pertumbuhan positif sebagai akibat menguatnya pertumbuhan positif sebagai akibat menguatnya permintaan konsumsi. Sementara,  pertumbuhan sektor sekunder cenderung lambat, terutama disektor listrik gas dan air bersih.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengambil judul: “Pengaruh Laju Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten Nabire”.
















B.   PERUMUSAN MASALAH
1.    Berapa besar laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nabire?
2.    Berapa besar pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nabire?
3.    Bagaimana pengaruh laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nabire?

C.   PEMBATASAN MASALAH
Bertolak dari masalah yang di ungkapkan bahwa untuk memberikan kemudahan untuk menyusun tulisan ini diperlukan suatu masalah tersebut diambil sebagai arah dari paparan ini agar tidak melenceng dari tujuan penelitian dibatasi untuk periode 2006-2010.

D.   TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan yang di capai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.    Tujuan Penelitian
a.    Untuk mengetahui besarnya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nabire.
b.    Untuk mengetahui besarnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nabire.
c.    Untuk mengetahui pengaruh laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nabire.
2.    Manfaat Penelitian
a.    Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang di peroleh pada bangku perkuliahan dan dapat di terapkan dalam suatu lapangan.
b.    Sebagai bahan acuan bagi penelitian sejenis laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
c.    Sebagai bahan kajian Akademisi atau teoritis bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

E.    KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran adalah untuk mengetahui perkembangan pengaruh laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nabire.
Dengan adanya angka kelahiran penduduk di Kabupaten Nabire yang besar, sehingga tanah-tanah pertanian menjadi bangunan. Dengan demikian, menekan pertumbuhan penduduk dan menekan kepadatan penduduk agar masalah kependudukan dapat diatasi.
Pemerintah Kabupaten Nabire harus memberikan kemudahan bagi para pengusaha-pengusaha lokal dan  investor untuk mengembangkan usahanya maka akan ada pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
Berdasarkan dengan perumusan masalah diatas bahwa laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi, ada berlangsung dari seluruh kegiatan penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penjelasan merupakan langka suatu alur pikiran untuk menuju tunggal yahni memberikan jawaban atas pertanyaan yang di ajuhkan dalam perumusan masalah tersebut diatas.
Ekonomi menjadi landasan teori kerangka pemikiran dalam penulisan tugas akhir. Penyelesaian studi akhir ini adalah “Pengaruh Laju Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten Nabire”
Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut:




Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan Ekonomi
Pengaruh
Rekomendasi
Analisis
Pemerintah
Kabupaten Nabire
KERANGKA PEMIKIRAN











Sumber: Kreasi Penulis, 2011

F.    METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah cara menguraikan dengan menggunakan jenis data kualitas dengan kualitas dengan selanjutnya pelaksanaan metode menguraikan tidak terdapat hanya sampai pengumpulan dan penyusunan data, meliputih analisa tafsiran tentang arti data:
1.    Definisi Operasional
Dalam bagian ini penulis hendak memberikan komponen yang berkaitan erat dengan pokok kajian pemecahan masalah, maka penulis menggambarkan agar menghindari kesalah-pahaman atas aspek yang diteliti agar mudah dimengerti. Adapun konsep-konsep pokok masalah yang akan di teliti yaitu:
a.    Laju pertumbuhan penduduk adalah tingkat keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.
b.    Laju pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan sumber-sumber ekonomi yang tergantung pada modal, sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi.
2.    Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian mengambil lokasi penelitian pada Kabupaten Nabire dalam hal ini difokuskan pada BPS (Badan Pusat Statistik).
3.    Jenis dan Sumber Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data  yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah: Data sekunder adalah data yang dihimpun secara langsung di lapangan dan diolah berdasarkan hasil dari komposisi penduduk yang di adakan penelitian dan disampaikan melalui buku referensi, surat kabar dan buku panduan lainnya serta warnet yang dapat membutuhkan penelitian dalam penulisan karya ilmiah.
4.    Teknik dan Pengumpulan Data
a.    Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab diantara penulis dan Pimpinan serta staf pegawai BPS..
b.    Studi kepustakaan adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan teori yang berkaitan dengan karya ilmiah.
5.    Teknik Analisa Data
Teknik analisa data adalah pengelompokan membuat suatu urutan manipulasi serta meningkatkan data sehingga mudah untuk di baca. Di dalam menganalisis data ini penulis menggunakan analisa kuantitatif dan kualitatif yahni:
a.    Analisa kualitatif yaitu: suatu metode yang dapat menganalisis terhadap factor-faktor yang tidak dapat dijelaskan secara kuantitatif atau merupakan analisa penyebaran atau penjelasan-penjelasan.
b.    Analisa kuantitatif yaitu analisa yang menggunakan angka-angka yang nantinya menjadikan sebagai angka perhitungan menurut komposisi penduduk. Untuk membuktikan pernyataan hipotesis atau menerangkan pengolahan data dengan menggunakan alat matematika (statistik).
1.    Laju pertumbuhan ekonomi
(PDRBtPDRBt - 1)
Gt  =                                     x 100%
PDRBt - 1

Gt                    = Pertumbuhan ekonomi periode t (Triwulan/ Tahunan
PDRBt             = Produk domestik bruto ril periode  berdasarkan hasil konstan
PDRBt-1              = Satu periode sebelumnya.
Sumber: (Teori Ekonomi Mako; Suatu Pengantar Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2008)

2.    Laju Pertumbuhan penduduk
Pt = Po. (1+ r) n
Pt                     = Jumlah Penduduk pada periode setelah periode dasar
Po                    = Jumlah penduduk pada tahun dasar
r                       = Angka pertumbuhan penduduk
Sumber: (Indonesia Economic Outlook Sudarto, 2011,)









3.    Pengaruh regresi linear sederhana
Y = a + b. X
Y                      = Laju pertumbuhan ekonomi
X                      = Pertumbuhan penduduk
a                      = Intercept (Menangkap)
b                      = Koefisien Regresi

                                                   n (     X.Y ) – (     X). (     Y)
B                      =
                                    n (     X2 ) – (     X )2

                                   
a                      =  Y -  B X
                             

sumber: ( Dasar- dasar Matematika Ekonomi, Alpa C. Chiang dan Kevin Waiwright).














BAB II
LANDASAN TEORI
A.   TEORI-TEORI PERTUMBUHAN PENDUDUK
Daryanto dalam bukunya Kependudukan, (1996:4-5) kebutuhan pangan makin sukar dikumpulkan, penemuan alat-alat perkakas yang sebelumnya mereka kenal, membantu mempermudah mengumpulkan bahan makanan lebih banyak sehingga terjadi pertumbuhan penduduk lebih cepat, tetapi akhirnya lingkungan juga berkuras lagi sehingga menekan pertumbuhan penduduk, sebagian penduduk terpaksa berpindah-pindah ketempat lain untuk mencari lingkungan yang lebih baik dan mencukupi kebutuhan hidup mereka serta ternak yang dibawa, selama itu manusia masih menguntungkan lingkungan hidupnya.
Penduduk yang bertambah perlu tambahan penyediaan makanan, pakaian, rumah dan lain-lain sehingga perlu pengelolahan sumber alam, dengan adanya pertambahan jumlah penduduk maka gaya hidup yang meningkat menimbulkan tekanan kepada sumber alam dan lingkungan.
Pertumbuhan penduduk dianggap sebagai penyebab utama yang menimbulkan permasalahan lingkungan hidup. Jumlah manusia lebih banyak dari pada masa-masa sebelumnya dan pertumbuhan penduduk yang begitu cepat belum pernah terjadi sebelumnya.
Lia Amalia dalam bukunya Ekonomi Pembangunan (2007:24) pertumbuhan penduduk dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar.
Teori Malthus Seorang ahli politik ekonomi bangsa Inggris dalam bukunya berjudul “Penduduk akan selalu bertambah lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bahan makanan, kecuali terhambat oleh apa yang ia sebutkan sebagai moral pengendalian misalnya wabah penyakit atau malapetaka alamiah.
Menurut Malthus, bahwa pertumbuhan penduduk hanya dapat ditahan melalui beroperasinya apa yang di sebut sebagai pencegah hanya dapat beroperasi apabila manusia mau mengatur pertumbuhannya sendiri yahni dengan mencoba menghindarkan kelahiran, misalnya tidak kawin atau menunda perkawinan.
Teori Marx berpendapat bahwa tidak ada hubungannya antara hukum alam dengan kependudukan, jumlah dan pertumbuhan penduduk ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.
Teori Marx adalah bahwa kaum kapitalis bukan hanya menciptakan pengangguran yang disebabkan karena tidak dapat menciptakan lapangan kerja untuk semua, akan tetapi kaum kapitalis juga sangat tergantung pada tersedianya tenaga kerja, di mana kondisi ini hanya dapat dijamin jika terdapat surplus tenaga kerja.
Karena kaum kapitalis memerlukan konsumen untuk barang hasil produksinya maka perlu penduduk yang banyak, oleh karena masalah penduduk timbul karena itulah kaum kapitalis yang memperbaharui status kondisi sosial ekonomi yang dikendalikan dan bukan karena kurangnya moral atas manusia, untuk memperbaikinya harus dilakukan reorganisasi terhadap dasar-dasar kondisi sosial.
Teori Demografi Transisi ini menggambarkan empat proporsi yang saling berhubungan menurut tahap-tahap sesuai dengan tubuh dan berubahnya keadaan penduduk.
Tahap 1
Jika angka kematian tinggi sebanding dengan angka kelahiran, menghasilkan angka pertumbuhan nol.
Tahap 2
Jika angka kematian menurun tidak disertai dengan penurunan angka kelahiran, maka akan menghasilkan angka pertumbuhan yang positif dan meningkat terus.
Tahap 3
Jika angka kematian terus menurun dan disertai dengan menurunnya angka kelahiran maka akan menghasilkan pertumbuhan yang positif akan tetapi menurun.
Tahap 4
Jika angka kematian dan angka kelahiran juga rendah maka hasilnya adalah pertumbuhannya masih berkurang yang pada akhirnya akan mencapai nol.
Teori transaksi demografi telah banyak membantu menjelaskan pertumbuhan penduduk di Negara-negara maju dan sekarang digunakan untuk menerangkan pertumbuhan di Negara-negara berkembang.
Socratez Sofyan Yoman dalam bukunya Suara Gereja bagi Umat Tertindas, (2008:6-7), setelah Allah menjadikan manusia sesuai gambar dan teladan-Nya sendiri, Allah memberkati manusia yang diciptakan melalui rencana, kemauan dan kehendak Allah sendiri. Allah tidak membiarkan mereka, Allah tetap memberkati manusia diciptakan-Nya sendiri itu, manusia berada dalam pengawasan Allah, manusia berada dalam pemeliharaan Allah, manusia menjadi biji mata Allah, manusia menjadi kesayangan Allah dan tidak ada manusia yang hidup diluar dari pengendalian Allah.
Adapun berkat yang di peroleh manusia dengan Cuma-cuma dari Tuhan ialah beranak-cuculah dan  bertambah banyak. Manusia di berikan berkat dan kebesan untuk bertumbuh dan berkembang melalui perkawinan. Dalam Firman Tuhan dan berkat-Nya tidak disebutkan kurangilah penduduk dengan cukup dua anak, atau menggunakan alat-alat kontrasepsi. Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengatur jarak kelahiran atau apapun maksudnya sangat berlawanan dengan perintah Tuhan.
Benny Giay dalam bukunya Mari Mengambil Alih Kendali Kehidupan: Memperjuangkan Pemulihan Negeri ini, (2008:99-100) menghadapi kekuatan-kekuatan yang terus menerus menyingkirkan dan melumpuhkan kehidupan dalam segala bidang dewasa ini, sudah saatnya kita pandai mengelola semua ide dan gagasan baru misalnya “kesetaraan gender” (kesetaraan antara laki- laki dan perempuan). Manusia adalah laki- laki dan perempuan tidak hanya laki-laki dan tidak hanya peremuan. Sehingga memberi perhatian kepada masalah dan keadaan kehidupan dewasa ini yang sedang terjadi.
Kedua belah pihak, suami dan istri membangun kesepakatan dan pemahaman bersama mengenai apa yang terjadi. Keduanya bersepakat untuk memanfaatkan potensi dan kemampuan masing-masing bukan untuk bersaing, berkompetisi tetapi untuk memenuhi tantangan yang di hadapi bersama: BAGAIMANA MEMBINA ANAK-ANAK DI TENGAH-TENGAH KRISIS.

B.   KONSEP DAN PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Definisi pertumbuhan ekonomi banyak ragamnya seperti yang dapat kita tentukan dalam literatur ekonomi. Kenegaraan definisi (pengertian) tersebut terjadi karena pengaruh laju pertumbuhan ekonomi terhadap pertambahan pendapatan nasional riil yang diikuti oleh perubahan dalam struktur ekonomi, melahirkan berbagai perbedaan pengertian dan persepsi kita tentang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Kedua konsep ini mempunyai pengertian yang sedikit berbeda. Istilah pertumbuhan ekonomi menerangkan atau menukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi biasa dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di Negara-negara sedang berkembang. Sebagian ahli ekonomi mengartikan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi.
Asfia Murni dalam dalam bukunya ekonomika Makro (2006:173) menjelakan pertumbuhan ekonomi adalah suatu terjadinya perkembangan GNP potensial yang mencerminkan adanya pertumbuhan output berkapita dan meningkatnya standar hidup masyarakat.
Istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan terjadinya kemajuan atau perkembangan ekonomi dalam suatu ekonomi Negara. Suatu Negara kadang mengalami pertumbuhan yang lambat atau kadang juga mengalami pertumbuhan yang pesat.
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan,  jika jumlah produk barang dan jasa meningkat atau dengan kata lain terjadi perkembangan GNP potensial pada suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi harus mencerminkan pertumbuhan output berkapita. Dengan pertumbuhan berkapita, berarti terjadi pertumbuhan upah riil dan meningkatnya standar hidup.
Winardi dalam bukunya Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi, (1993:320) menjelaskan pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertambahan dalam output nyata atau pendapatan sebuah perekonomian dengan berlangsungnya waktu, maksudnya kenaikan dalam output “Full Employment” dengan harga-harga konstan . bagian pertama definisi tersebut biasanya digunakan untuk menyatakan pertumbuhan output dengan perekonomian. Yang kedua di gunakan untuk menyatakan pertambahan standar penghidupan materilnya dan membandingkan dengan perekonomian-perekonomian lain. Dalam arti faundamental, pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan tindakan- tindakan kebijaksanaan yang ditujuhkan untuk memperluas kapasitas produksi suatu perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi adalah tingkat kenaikan PDB atau PNB riil suatu tahun tertentu apabila di bandingkan dengan tahun sebelumnya. Istilah pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisik produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu Negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar untuk memberi gambaran tentang pertumbuhan ekonomi dicapai. Oleh karena itu, untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang di capai suatu Negara, ukuran yang selalu di gunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan riil yang dicapai (Sadono Sukirno 2004:447).
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung dalam bukunya Teori Ekonomi Makro, (2008:129) penjelasan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut: suatu perekonomian di katakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanya meningkat. Dalam dunia nyata, amat sulit untuk mencatat jumlah unit barang dan jasa yang di hasilkan selama periode tetentu. Kesulitan itu muncul bukan saja karena jenis barang dan jasa yang dihasilkan sangat beragam, tetapi satuan ukurannya pun berbeda.
Karena itu angka yang di gunakan untuk menaksir perubahan output adalah nilai moneternya (uang) yang tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB yang berdasarkan harga konstan, pengaruh perubahan harga telah dihilangkan, sehingga sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dan total output barang dan jasa, perubahan nilai PDB sekaligus menunjukan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode pengamatan.
Menurut Faried Wijaya (1999:264) pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan Produk Nasional Bruto riil atau Pendapatan Nasional riil. Jadi perekonomian di katakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil.
Pertumbuhan ekonomi adalah protes kenaikan output berkapita dalam jangka panjang. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang lama (10-20 tahun, atau lebih lama lagi) mengalami kenaikan output berkapita (Boediono 1988:1).
Menurut Jaka Wasana dan Kibrandoko (1992:296) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan potensial yang disebabkan oleh perubahan penyediaan faktor produksi (tenaga kerja modal) atau faktor produtifitas faktor produksi.
Menurut Iskandar Putong (2002:252) pertumbuhan ekonomi adalah pendapatan nasional secara berarti (dengan meningkatnya pendapatan berkapita) dalam suatu periode pehitungan tertentu.
Menurut penulis pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional atau suatu perekonomian dari suatu tahun tertentu apabila dengan tahun sebelumnya. 
 
C.   LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
Laju pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output berkapita dalam jangka panjang.
1.    Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu jumlah penduduk, jumlah barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam pertumbuhan, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Menurut pandangan mereka hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi tidak akan terus-menerus berlangsung. Hal ini dikarenakan berkaitan di antara pendapatan berkapita dan jumlah penduduk, pandangan ini di namakan teori penduduk optimum.
Dalam uraikan mengenai teori pertumbuhan klasik apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi dari pada pendapatan berkapita. Akan tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan berkapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya (Sadono Sukirno, 2004:443)
2.    Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam itu di tunjukan bahwa pengusaha merupakan golongan yang terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputih: memperkenalkan barang- barang baru, mempertinggi efisiensi cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru.
Menurut Schumpeter investasi dapat dibedakan kepada dua golongan yaitu penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang di timbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi.
Makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau “stationary state” akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dan pandangan Schumpeter kedaan tidak berkembang itu di capai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. Pandangan ini berbeda dengan klasik. Klasik berpandangan bahwa tingkat tersebut di capai pada waktu perekonomian telah berada kembali pada tingkatan pendapatan substensi, yaitu pada tingkat pendapatan yang sangat rendah (Sudano Sukirno, 2004:434-435).
3.    Teori Harrod-Domar
Dalam menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus di penuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapat pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar menggunakan pemisalan-pemisalan berikut: barang modal telah mencapai kapasitas penuh tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional, rasio modal produksi (kapital output ratio) tetap nilainya, dan perekonomian terdiri dari dua sektor.
Dalam analisis Harrod-Domar menunjukan bahwa, walaupun pada suatu tahun tertentu (Misalnya tahun 2004) barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran agregat dalam tahun 2004 yaitu AE = C+I, akan menyebabkan kapasitas barang modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya (tahun 2005). Dengan perkataan lain, investasi yang berlaku dalam tahun 2004 akan menambah kapasitas barang modal untuk mengeluarkan barang dan jasa pada tahun 2005.
Analisis Harrod-Domar merupakan pelengkap kepada analisis Keynesian yang diperhatikan adalah persoalan ekonomi jangka pendek. Manakalah teori Harrod-Domar dapat dilihat bahwa (i) dalam jangka panjang pertambahan pengeluaran agregat yang berkepanjangan perlu dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan (ii) pertumbuhan ekonomi yang teguh hanya mungkin dicapai apabila I + G + (X- M) terus-menerus bertambah dengan tingkat yang menggalakkan (Sadono Sukirno 2004:435- 436).   
4.    Teori Pertumbuhan Neo- Klasik
Sebagai suatu perluasan teori Keynes, teori Harrod-Domar melihat persoalan pertumbuhan itu dari segi permintaan. Teori Neo Klasik melihat dari sudut pandangan yang berbeda yaitu dari segi penawaran, menurut teori ini yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow. Pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
^Y = f (^K.^T)
Di mana:
^Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
^K tingkat pertumbuhan modal
^L adalah tingkat pertumbuhan penduduk
^T adalah tingkat perkembangan teknologi
Analisis Solow selanjudnya membentuk formula matematika untuk persamaan itu dan seterusnya membuktikan secara kajian empiris untuk menunjukan kesimpulan berikut: faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan tenaga kerja. Faktor yang terpenting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran serta kepakaran tenaga kerja (Sadono Sukimo 2004:437).

BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A.   SEJARAH SINGKAT KABUPATEN NABIRE
Berdasarkan hukum berdirinya Kabupaten Nabire, Kabupaten Nabire merupakan salah satu kabupaten yang berada diwilayah Propinsi Papua, yang pada awalnya dikenal dengan nama Paniai di tetapkan menjadi administrative berdasarkan surat keputusan Wakil Perdana Menteri No: 120/ PM 1969 Tanggal 23 November 1965. Sejalan dengan perubahan sistem pemerintahan yang didasarkan Undang-Undang No 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonomi Irian Barat dan sekarang di sebut Papua Barat (West Papua). Demikian kabupaten administrative Paniai di tetapkan juga menjadi Kabupaten otonomi dan Kabupaten Daerah Tingkat II Paniai. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No: 52 tahun 1969, Kabupaten Dati II Paniai di mekarkan menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu:
1.    Kabupaten Dati II Nabire dengan Ibukota di Nabire
2.    Kabupaten Administrative Paniai dengan ibukota Enarotali
3.    Kabupaten Administrative Puncak Jaya dengan ibukota Mulia
4.    Kabupaten Administrative Dogiyai dengan ibukota Moanemani
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, maka pada tanggal 28 Desember 1996 atas nama Menteri Dalam Negeri, Gubernur Irian Jaya meresmikan terbentuknya kabupaten daerah Tingkat II Nabire, yang sekaligus dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten Nabire. Kemudian dengan adanya perubahan paradikma Pemerintah Daerah yang mengarah pada konsep Otonomi   Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, maka daerah tingkat II di hapus, sebutan Kabupaten Dati II Nabire berubah menjadi Kabuaten Nabire.
Namun pada tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor: 08 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten  Dogiai di Propinsi Papua, maka di Wilayah Kabupaten Nabire di mekarkan lagi satu daerah Otonomi Kabupaten baru yaitu  Kabupaten Dogiyai yang beribukota Moanemani.
Dengan demikian yang pernah menduduki jabatan Bupati/kepala daerah Kabupaten Nabire adalah sebagai berikut:
1.    A.K.B.A Drs. Soerojo, SH Periode 1966-1969
2.    Karel Gobay Periode 1969-1972
3.    Andreas Soenarto Periode 1972-1978
4.    Drs. SenertusWanna Periode 1978-1984
5.    Letkol Infantri Joesoep Adipatah Periode 1984-1989
6.     Letkol Infantri Joesoep Adipatah Periode 1989-1999
7.    Drs. Anselmus Petrus Youw Periode 1999-2009
8.    Isayas Douw, S.Sos Periode 2010-2015 (sekarang)

B.   VISI MISI KABUPATEN NABIRE
1.    Visi
Dengan memperhatikan isu strategis dalam lima tahun yang sedang berjalan mengacu pada arahan RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Nabire 2005-2025 serta mempertimbangkan cerminan hati sanubari rakyat Nabire tahun 2011-2015 adalah: “NABIRE YANG BERKEADILAN, SEJAHTERA DAN MAKMUR”.
Berkeadilan adalah keadaan di mana semua lapisan masyarakat secara menyeluruh menikmati hasil pembangunan yang adil dan merata.
Sejahtera adalah keadaan di mana semua lapisan masyarakat secara menyeluruh dapat terpenuhi hak-hak dasar di bidang sosial, ekonomi dan budaya terutama pangan sandang dan papan secara merata, memiliki rasa aman dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah sehingga menikmati kehidupan yang lebih bermutu dan maju serta memiliki pilihan yang luas dalam seluruh kehidupannya dengan di dukung eksebilitas yang memadai.
Makmur adalah keadaan di mana kebutuhan hidup semua lapisan masyarakat secara meyeluruh sudah terpenuhi sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi kemakmuran masyarakat daerah lain.
2.    Misi
Dalam upaya memujudkan Visi Kabupaten Nabire tahun 2011-2015 tersebut, misi pembangunan Nabire adalah sebagai berikut:
a)    Mewujudkan pemerataan pembangunan
b)    Mengembangkan, membina dan membentuk (Sumber Daya Manusia) SDM Nabire yang kreatif, sehat, produktif dan inofatif serta memiliki moral dan kepedulian sosial yang baik.
c)    Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan membuka akses lapangan kerja sesuai potensi daerah.
d)    Mengembangkan ekonomi lokal melalui agrobisnis, agroindustri dan ekonomi kreatif.
e)    Mewujudkan pemerintahan yang demokratis, bersih, transparan, akuntabel dan responsive terhadap pelayanan masyarakat.  

C.   LETAK GEOGRAFIS, LUAS DAN BATAS WILAYAH KABUPATEN NABIRE
1. Letak Geografi
Kabupaten Nabire terletak diantara 1340 35’-136033’ Bujur Timur dan 2025’ - 3056’ Lintang Selatan, dengan batas wilayah  sebelah utara dibatasi oleh Kabupaten Yapen dan Waropen, sebelah selatan dibatasi oleh Kabupaten Kaimana dan Mimika, sebelah timur dibatasi oleh Kabupaten Dogiyai  dan Waropen dan sebelah barat dibatasi oleh Kabupaten Teluk Wondama dan Kaimana. Distrik Teluk Umar merupakan daerah terjauh jarak tempuhnya yaitu 84 mil dari kota Nabire dan yang terdekat adalah Kampung Makimi Kecamatan Makimi hanya sejauh 17,5 mil.
2. Luas Wilayah 
Secara  administrative  Kabupaten Nabire terbagi menjadi  12  Distrik, yakni Distrik Uwapa, Yaur, Teluk Umar, Wanggar,  Nabire Barat,  Nabire, Teluk Kimi, Napan, Makimi, Wapoga, Siriwo dan Yaro. Luas wilayah Kabupaten Nabire tercatat sebesar 6.861,56  km2.
A.    Letak Geografis Kabupaten Nabire antara:
-       Bujur Timur                               : 1340 35’ – 1360 33’
-       Lintang Selatan                         : 20 25’ – 30 56’
B.    Batas Kabupaten Nabire
Sebelah Utara                                :     Kabupaten Yapen dan Waropen
Sebelah Selatan                             :     Kabupaten Kaimana dan Mimika
Sebelah Timur                                :     Kabupaten Dogiyai dan Waropen
Sebelah Barat                                 :    Kabupaten Teluk Wondama dan Kaimana

Luas Daerah Kabupaten Nabire :     6 861,56 Km2












Tabel  3.1 Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Nabire menurut Distrik.
No
Distrik
Luas (Km2)
Rasio terhadap Total (%)
Banyaknya Desa/ Kel

1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Uwapa
Yaur
Teluk Umar
Wanggar
Nabire Barat
Nabire
Teluk Kimi
Napan
Makimi
Wapoga
Siriwo
Yaro
562,30
521,00
994,13
204,86
199,19
626,19
231,19
1 461,13
391,55
375,00
773,60
521,42
8.19
7.59
14.49
2.99
2.90
9.13
3.37
21.29
5.71
5.47
11.27
7.60
15
4
4
5
5
12
5
8
6
5
6
6
Jumlah/ Total
6 861,56
100,00
81
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011













Tabel 3.2 Nama Ibukota Distrik dan Jarak ke Ibukota Kabupaten menurut  Distrik
No
Distrik
Nama Ibukota Distrik
Jarak ke Ibukota Kabupaten

1
2
3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Uwapa
Yaur
Teluk Umar
Wanggar
Nabire Barat
Nabire
Teluk Kimi
Napan
Makimi
Wapoga
Siriwo
Yaro
Topo
Kwatisore
Yeretuar
Karadiri I
Bumi Raya
Karang Mulia
Samabusa
Napan
Legari Jaya
Kamarisanoi
Unipo
Yaro Makmur
31
125
-
35
15
0.5
22
83
46
-
100
41
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011
D.   IKLIM DAN MUSIM
Kabupaten Nabire merupakan daerah beriklim tropis basah dengan curah hujan yang cukup tinggi. Dari data yang diperoleh dari Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika Nabire, hari  hujan rata-rata 16 hari/ bulan dengan curah hujan rata-rata 330,70 mm. Hari hujan tertinggi terjadi pada bulan  Pebruari  (19  hari) dan terendah terjadi pada bulan November (11 hari). Rata-rata suhu udara mencapai  27,60 OC. Untuk suhu udara minimum rata-rata mencapai 23,70 OC dan suhu maksimum rata-rata mencapai 32,30 OC. Sedangkan untuk rata-rata kelembaban udara mencapai 82,30 persen.



Tabel 3.3 Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan dan Curah Hujan Terbesar setiap Bulan di Kabupaten Nabire
No
Bulan
Curah Hujan
Hari Hujan
Curah Hujan Terbesar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
355,6
599,4
487,1
451,5
211,0
286,0
284,8
377,9
356,9
256,1
129,7
172,5
17
19
17
16
13
18
18
14
18
12
11
17
66,6
84,0
75,4
84,5
60,0
55,9
89,6
70,5
64,2
124,6
70,0
25,0
Rata-rata
330,7
15,8
72,5
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011
Tabel 3.4 Nama Distrik Serta Ibu Kota dan Jumlah Desa / Kelurahan di  Kabupaten Nabire Tahun 2006-2010
No
Distrik
Ibukota
Jumlah Desa/ Kelurahan
2006
2007
2008
2009
2010
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Uwapa
Yaur
Teluk Umar
Wanggar
Nabire Barat
Nabire
Teluk Kimi
Napan
Makimi
Wapoga
Siriwo
Yaro
Topo
Kwatisore
Yeretuar
Karadiri I
Bumi Raya
Karang Mulia
Samabusa
Napan
Legari Jaya
Kamarisanoi
Unipo
Yaro Makmur
18
4
4
13
-
17
-
10
6
-
6
-
15
4
4
10
-
12
5
10
6
-
6
6
15
4
4
10
-
12
5
10
6
-
6
6
15
4
4
5
5
12
5
8
6
5
6
6
15
4
4
5
5
12
5
8
6
5
6
6
Jumlah
78
78
78
81
81
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011
E.    KONDISI DAERAH
1.    Wilayah Administrasi
Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Nabire terdiri dari: 147 kampung, 9 Kelurahan, 12 Distrik, 14 Dinas, 5 Badan, 4 Kantor Setwan, DPRD, Sekretariat Daerah (10 bagian) dengan jumlah PNS sebanyak kurang lebih: 4.321 orang.
2.    Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk pada 12 Distrik di Kabupaten Nabire terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Adapun jumlah penduduk tahun 2006-2010 sebagai berikut:
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk pada Kabupaten Nabire tahun 2006-2010
Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah
%
Laki-laki
Perempuan
1
2
3
4
5
2006
2007
2008
2009
2010
42.018
93 527
94.343
58.341
42.018
79.839
80 747
81.455
47.776
60.769
172.315
174 274
175.798
106.117
130.314
5,03
1,14
0,87
0,83
5,59

3.    Potensi Sumber Daya Alam
Potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang produktivitas sesuai dengan pengembangan komunitas budi daya pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan di Kabupaten Nabire yang memadai dari setiap budi daya dalam semua aspek yang tercantum di atas ini.
4.    Kebijakan Produktifitas
Kabupaten Nabire terletak pada kawasan Teluk Cenderawasi yang dilewati jalur patahan aktif, sehingga tahun 2004 terjadi gempa bumi memporak-porandakan semua pembangunan perumahan dan infrastruktur. Maka pemerintah melaksanakan dan menjalankan berbagai program pembangunan untuk merenovasikan kembali.
5.    Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
Pemberdayaan ekonomi rakyat diprioritaskan oleh pemerintah melalui berbagai program kerja untuk meningkatkan usaha-usaha pertanian, pengelolahan dan pemasaran dalam kehidupan masyarakat.
6.    Perekonomian
Kondisi perekonomian Nabire sebelum terjadi gempa bumi tumbuh mencapai 6.36% di tahun 2003 hal ini disebabkan letak kabupaten Nabire yang sangat strategis kawasan cenderawasi memfasilitasi tumbuhnya perekonomian di Kabupaten Nabire juga Kabupaten Nabire sekitarnya yaitu: Kabupaten Paniai, Puncak Jaya, Yapen Waropen, dan Teluk Wondama yang mana terjadi perdagangan antar kabupaten tersebut dengan Nabire melalui fasilitas Bandar udara dan  pelabuhan Samabusa serta melalui jalan antara yang menghubungkan Kabupaten Paniai yang sudah berjalan, sedangkan di masa yang akan datang dengan Propinsi Papua Barat dan kabupaten Teluk Wondama yang mengarah ke Manokwari.
Tahun 2004 terjadi dua kali gempa bumi memborak-borandakan semua infrastruktur meliputih sarana transportasi, pendidikan, kesehatan dan energi sehingga perekonomian Nabire terjadi lumpuh yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi terjadi minus secara umum Daerah Nabire beriklim panas dengan suhu udara rata berkisar dari 23-32c pada daerah pantai sedangkan daerah Paniai umumnya berbeda secara gladual menurut ketinggian yaitu rata-rata turun 0,60c setiap kenaikan 100m dari permukaan laut mengalami penurunan rata 0,60c wilayah beriklim tropis, basah dengan curah hujan hampir merata sepanjang jenis tanah yang dikandung adalah podzolit merah endromorf kelabu dan podsolid coklat kelabu yang relative subur dan berpotensi bagi perkebunan umum yang belum di kelolah untuk menghasilkan income daerah dalam rangka meningkatkan sumber pendapatan asli daerah.
7.    Agama
Jumlah agama Kristen merupakan jumlah yang terbesar yahni mencapai 44,63 persen dari total penduduk. kemudian diikuti pemeluk agama Katolik 34,67 persen, Islam 20,45 persen dan agama lainnya 0,25 persen.
8.    Pendidikan dan Kesehatan
a.    Sarana Pendidikan
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang di mulai dari pendidikan dasar, lanjutan, menengah dan perguruan tinggi. Selain itu pendidikan keterampilan luar sekolah (non formal) yang di kelolah oleh suatu lembaga tentang ketrampilan tertentu yang sifatnya khusus, dalam jangka waktu relative pendek contohnya kursus/ pelatihan.
Dengan demikian, kondisi pengembangan pendidikan Kabupaten Nabire yang tercatat pada Pusat Statistik berjumlah sekolah dasar sebanyak 90, sekolah lanjutan sebanyak: 36, sekolah menengah atas berjumlah 20, sekolah kejuruan sebanyak 7 sedangkan perguruan tinggi berjumlah 6 (enam).
b.    Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan adalah tempat pemeriksanaan dan perawatan kesehatan masyarakat yang berada dibawah pengawasan  Dokter dan tim medis. Sarana kesehatan seperti: Puskesmas, Politektis, Posyandu dan RSUD.
Dengan demikian, kondisi pengembangan sarana kesehatan masyarakat Kabupaten Nabire adalah sebagai berikut:
a)    Polindes 15 unit
b)    Perawatan 5 unit
c)    Non perawatan 15 unit
d)    Puskesmas pembantu 20 unit
e)    Posyandu 66 pos
F.    SEJARAH SINGKAT DAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NABIRE
Badan Pusat Statistik Kabupaten Nabire dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor: 0013 Tahun 1993 yang merupakan Perwakilan Badan Pusat Statistik di Kabupaten Nabire.






STRUKTUR ORGANISASI BPS KABUPATEN NABIRE
Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor: 103 Tahun 2001
Kepala
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Statistik Sosial
Seksi Statistik Produksi
Seksi Statistik Distribusi
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Seksi Statistik Sosial
Tenaga Fungsional
 










Sumber : Kantor BPS Kabupaten Nabire, 2011
BAB IV
PEMBAHASAN
A.   LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Memahami dinamika kependudukan berkaitan erat dengan pembahasan mengenai sumber daya manusia.
Penduduk Kabupaten Nabire pada tahun 2006 berjumlah 173.315 Jiwa. Jumlah tersebut diatas termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap/ suku terasing. Sedangkan pada tahun 2005 sebanyak 164.068 jiwa, yang menunjukan pertambahan penduduk sebesar 5,03.
Penduduk Nabire pada tahun 2007 berjumlah 174.274 jiwa.  Jumlah tersebut diatas  termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap/ Suku terasing. Sedangkan pada tahun 2006 sebanyak  172.315 jiwa, yang menunjukkan pertambahan penduduk sebesar 1,14 persen.
Penduduk Kabupaten Nabire tahun 2008 berjumlah 175.798 jiwa. Jumlah tersebut diatas termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap/ suku terasing. Sedangkan pada tahun 2007 sebanyak 174.274 jiwa, yang menunjukan pertambahan penduduk sebesar 0,87 persen.
Penduduk Nabire pada tahun 2009 berjumlah 106.117  jiwa.  Jumlah tersebut diatas  termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap/ Suku terasing. Sedangkan pada tahun 2008  sebanyak  105.244  jiwa, yang menunjukkan pertambahan penduduk sebesar 0,83 persen.
Berdasarkan hasil pencatatan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Nabire sementara adalah 130.314 orang, yang terdiri dari 42.018 orang laki-laki dan 60.769 perempuan, 5,59 persen.
Adapun laju pertumbuhan penduduk dapat di rangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Pertumbuhan penduduk Kabupaten Nabire Tahun  2006-2010
Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah
%
Laki-laki
Perempuan
1
2
3
4
5
2006
2007
2008
2009
2010
42.018
93 527
94.343
58.341
42.018
79.839
80 747
81.455
47.776
60.769
172.315
174 274
175.798
106.117
130.314
5,03
1,14
0,87
0,83
5,59
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011
B.   PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN NABIRE TAHUN 2006- 2010
1.    Perkembangan PDRB 2006-2010
Pergerakan ekonomi Kabupaten Nabire menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan terlihat dari peningkatan salah satu indikator makro ekonominya yakni Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan total nilai tambah yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan perekonomian yang ada di kabupaten ini. Semakin maraknya kegiatan ekonomi yang terjadi dikabupaten ini tidak terlepas dari proses pembangunan daerah yang sedang berjalan.
Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Nabire 2006-2010
Tahun
PDRB Konstan
Juta Rupiah RP
Pertumbuhan %
2006
2007
2008
2009
2010
579.784,11
612.358,55
650.258,91
686.625,27
739.018,85
5,62
6,19
5,59
8,38
7,16
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011
2.    Struktur Ekonomi
Kontributor teringgi pada terbentuknya nilai PDRB Kabupaten Nabire khususnya selama periode 2006-2010 adalah sektor pertanian dan pada tahun 2010 sektor ini berkontribusi sebesar 36,90 persen. Meskipun masih mendominasi struktur perekonomian di kabupaten ini, namun peranannya sudah jauh lebih rendah di banding empat tahun sebelumnya yang rata-rata berkontribusi 41,41 persen. Penurunan ini di sebabkan peningkatan peranan sektor bangunan yang menempati urutan keempat yakni 9,61 persen di tahun 2005 menjadi 12,42 persen di tahun 2010.
Selanjutnya, sektor jasa-jasa merupakan kontributor terbesar kedua dengan sumbangan sebesar 14,28 persen pada tahun 2010. Di susul kemudian oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertambangan dan penggalian yang masing-masing berperan 12,83 persen dan 11,88 persen. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masing-masing berperan 6,85 persen dan 3,43 persen. Sedangkan sektor industri pengolahan dan listrik dan air bersih masih hanya berperan di bawah satu persen.     
3.    Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi adalah: peningkatan sumber-sumber ekonomi yang tergantung pada modal, sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi.
Nilai tambah PDRB di Kabupaten Nabire merupakan kinerja dari kegiatan ekonomi yang di kelompokkan menjadi 9 sektor adalah sebagai berikut : (1) Pertanian (2) Pertambangan & Penggalian (3) Industri Pengolahaan (4) Listrik & Air Bersih (5) Bangunan (6) Perdagangan Hotel & Restoran (7) Pengangkutan & Komunikasi (8) Bank, Persewaan & Jasa Perusahaan dan (9) Jasa-jasa.
Sehingga sampai dengan tahun 2006 pertumbuhan ekonomi ( dalam Jutaan) adalah 612,358.55 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,62 %. Penyebab meningkatnya produksi sektor listrik dan air bersih ini di sebabkan karena sudah di mulainya perbaikan jaringan listrik yang mengalami kerusakan akibat bencana alam gempa bumi di Kabupaten Nabire pada tahun 2006. Pertumbuhan Ekonomi mengalami trend meningkat dengan rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007 (dalam Jutaan) 650,258.91 adalah 6,19 %. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 mengalami penurunan yahni 686,625.27 (Juta Rupiah) adalah 5,59 %. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun 2008 adalah. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 cenderung meningkat adalah 744,180.67 yahni 8,38 %. Pertumbuhan ekonomi di kabupaten Nabire selama kurung waktu lima tahun terakhir secara umum mengalami trend yang meningkat pada tahun 2010 sendiri, pertumbuhan ekonomi kabupaten ini 797,427.63 telah mencapai 7,16 %. Sektor perdagangan, hotel & restoran merupakan penggerak utama pada tingginya laju pertumbuhan di Kabupaten Nabire khususnya di tahun 2010 di mana sektor ini tumbuh sebesar 20,74 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi pada tahun 2010 yang di susul kemudian oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 18,76 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh 14,60 persen merupakan sektor dengan pertumbuhan terbesar ketiga. Selanjutnya sektor bangunan yang masih tumbuh di atas 9 persen yakni 9,15 persen. Sementara sektor pertanian yang merupakan penyumbang tertinggi pada perekonomian kabupaten Nabire mengalami pertumbuhan terlambat khususnya di tahun 2010 yakni sebesar 2,30 persen. Dengan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di atas, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai penyumbang terbesar ketiga terhadap pembentukan nilai PDRB kabupaten Nabire dan dengan pertumbuhannya yang sangat tinggi menyebabkan sektor ini berperan cukup besar terhadap total pertumbuhan ekonomi tahun 2010 di kabupaten ini. Dengan pertumbuhan sebesar 7,16 persen, 2,44 persen bersumber dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, 1,14 persen dari sektor bangunan. Sementara sektor-sektor lainnya hanya berperan di bawah satu persen dan sumbangan terendah berasal dari sektor listrik dan air bersih yahni sebesar 0,02.
Untuk lebih jelasnya di rangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3  Pertumbuhan PDRB Kabupaten Nabire Atas Harga Konstan di rinci menurut Lapangan Usaha (Dalam Jutaan)  Tahun 2006-2010.
No
Lapangan Usaha
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
1
Pertanian
241,238.17
251,449.01
259.673.97
272,255.96
278,516.37
2
Pertambangan dan Penggalian
114,179.36
116,131.84
120,298.29
124,546.24
128,986.07
3
Industri Pengolahan
5,965.45
6,212.42
6,473.34
6,769.82
7,136.07
4
Listrik dan Air Bersih
3,044.29
3,116.07
3,254.98
3,417.59
3,599.07
5
Bangunan
66.578,66
78,966.80
85,475.54
92,330.68
100.778.94
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
54,814.47
63,089.09
73,685.79
87,409.81
105,538.82
7
Pengangkutan dan Komunikasi
29,908.92
34,04199
38,690.62
44,561.34
51,068,31
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
11,946.59
10,125.99
9,230.22
19,824.10
23,543.75
9
Jasa-jasa
84,682.64
87,125.71
89,842.51
93,065.15
98,260.24
PBRB
612,358.55
650,258.91
686,625.27
744,180.67
797,427.63
Sumber: BPS Kabupaten Nabire, 2011














C.   PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN NABIRE
Tabel 4.4 Regresi Linear Sederhana
Tahun
Laju Pertumbuhan Penduduk (x)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (y)
x2
y2
x.y
2006
5,03
5,62
25,30
31,58
28,27
2007
1,14
6,19
1,29
38,31
7,05
2008
0,87
5,59
0,75
31,24
4,46
2009
0,83
8,38
0,68
70,22
6,95
2010
5,59
7,16
31,24
51,26
40,02
 n=5.00
  x = 13,48
   y = 33,94
  x2 =59,26
 y2= 222,61
   x.y = 86,76
Sumber: Data di olah, 2011
        13,48   
x =               = 2,69
            5

          33,94
y =                = 6,78
             5

Nilai Alpha dan Beta

                  xy
a  =
                  n
Nilai penjumlahan variabel xy dari lima tahun terakhir adalah sebesar 86,76 di bagi lima tahun atau periode berlaku sebesar 17,35.
                  n     x.y -     x.    y
B  =          
                  n     x2 – (    x)2

                  5 (86,76) - 13,48 x 33,94

B  =          
                       5 (59,26) – 13,482



                  433.8 – 457,51
B  =
                  296,3 – 181,71


                  23,71
B  =
                  114,59

B  = 0,206

Dari hasil perhitungan variabel xy dan variabel x2 memperoleh nilai positif di mana nilai beta (B) adalah 0,206.
a  =  Y – B.X
a   = 6,78 – 0,206. (2,69)
a  = 6,78 – 0,55414
a  = 6,22586
Y  = a + Bx
Y  = 6,22586 + 0,206 X
a.    Koefisien Korelasi
n     xy – (    x).(    y)
            r  =
                        n     x2 – (    x2       .            n y2 – (    y)2
           

                                    5 (86,76) - (13,48 x 33,94)
           
r  =
             5 (59,26) – (13,48)2       x          5 (222,61) – (33,94)2

                                                433,8 – 457,5112
            r  =
                        296,3 – 18.171,04  x         1.113,05 – 1.151,9236
           
           
                                    - 23,7112
            r  =
                        17.874,74  x     38,87 

                             -23,7112
            r  =
                        133,70 x 6,24

                        -23,7112
            r  =

                         834,29

            r  =  -0,029

b.    Koefisien Determinasi
r2  = -0,029 x -0,029
r2  = -0,85
            Dengan adanya, jumlah penduduk di Kabupaten Nabire pada akhir tahun (130.314) jiwa /  5,59 %, termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap atau suku terasing, sehingga terlihat pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Pengaruh pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nabire sangat mempengaruhi tingkat pendapatan daerah. Dengan demikian, pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan dalam segala bidang sehingga pendapatan daerah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat ekonomi lokal serta memperluas lapangan usaha untuk bersaing dengan perekonomian daerah-daerah lainnya.
Meningkat seiring dengan adanya jumlah pertambahan penduduk maka tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Nabire semakin bertambah karena adanya pertambahan penduduk sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, walaupun mengalami masalah yang tidak menguntungkan namun pertumbuhan ekonomi masyarakat maupun pemerintah daerah mengalami peningkatan.

BAB V
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nabire tahun 2006 sebesar  5,03 %, tahun 2007 sebesar 1,14 %, tahun 2008 sebesar 0,87 %, tahun 2009 sebesar 0,83 %, dan tahun 2010 sebesar 5,59 %.
2.    Pertumbuhan terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Nabire dan dengan pertumbuhannya yang sangat tinggi terhadap total pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini. Pada tahun 2006 adalah 3,35 %, tahun 2007 adalah 5,62 %, tahun 2008 adalah 6,19 %, tahun 2009 adalah 5,59 %, dan tahun 2010 adalah 7,16 %. Dengan pertumbuhan sebesar 7,16 %, 2,44 % bersumber dari sektor perdagangan hotel penyumbang terbesar pada tahun 2010, dan restoran, 1,14 % dari sektor bangunan. Sementara sektor-sektor lainnya hanya berperan di bawah 1 % dan sumbangan terendah berasal dari sektor listrik dan air bersih yahni sebesar 0,02 %.
3.    Berdasarkan perhitungan ( x ) sebagai pertumbuhan penduduk 13,48 %. Sedangkan ( y ) pertumbuhan ekonomi sebesar 33,94 %, Koefisien korelasi ( r ) adalah -0,029. Nilai koefisien determinasi ( r2 ) sebesar -0,85. sehingga di katakan adanya pengaruh laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi dapat di dukung oleh sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi, dan  akumulasi modal. 





B.   SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1.    Menunjukan pertumbuhan penduduk tahun tahun 2010 meningkat 5,59 persen lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga tanah-tanah pertanian masyarakat sudah terlihat dengan bangunan. Dengan melihat kondisi ini, di harapkan agar pemerintah perlu mengambil kebijakan dalam hal pertumbuhan penduduk yang tinggi.
2.    Pemerintah sebagai pengambil keputusan khususnya  ekonomi harus terlebih dahulu mengetahui kelemahan dan kelebihan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dengan tumbuh dan berkembangnya perekonomian (lapangan usaha pertanian) rakyat dalam hal ini bagi masyarakat ekonomi lemah.
DAFTAR PUSTAKA

H Muh. Sidik Priadana Saludin Muis. Metologi Penelitian Ekonomi & Bisnis.
Yogyakarta; Graha Ilmu, 2009
Drs. Daryanto. Kependudukan,
Bandung; TARSITO, 1994
Badan Pusat Statistik Kabupaten Nabire. Hasil Sensus Penduduk  Kabupaten Nabire. Nabire; BPS, 2010
Badan Pusat Statistik Kabupaten Nabire. Kabupaten Nabire dalam Angka 2010
Badan Pusat Statistik Kabupaten Nabire. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nabire 2010
Mulyadi S. Ekonomi Sumber Daya Manusia,
Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2003
Lia Amalia. Ekonomi Pembangunan,
 Jakarta; Graha Ilmu, 2007
Prathama Rahardja dan M. Manurung.. Teori Ekonomi Makro;
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta, 2008
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nabire. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Nabire tahun 2010-2014
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nabire. Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Nabire tahun 2005-2025
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Nabire. Peluang Investasi di Kabupaten Nabire, Nabire, 2002.
Bruce Glassburner & Aditiawan Chandra. Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi Makro.
Jakarta; ELP3ES, 1978
Drs. Ahmat Antoni K. Muda. Kamus Lengkap Ekonomi.
Jakarta; Gitamedia Press, 2003
Benny Giay. Mari Mengambil Ahli Kendali: Memperjuangkan Pemulihan Negeri ini.
Sentani; Deiyai, 2008
Socratez Sofyan Yoman. Suara Gereja Bagi Umat Tertindas.
West Papua; Reza Enterprise, 2008
Sudarto, Indonesia Economic Outlook.
Jakarta; Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2011